Sukabumi Update

Pentingnya Transpalansi Sel Dalam Kesembuhan Pasien kanker Darah

SUKABUMIUPDATE.com - Penyakit kanker darah belakangan menjadi perhatian setelah dialami beberapa tokoh publik tanah air seperti istri presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono. Penyakit kanker darah pun sebelumnya menyerang putri penyanyi Denada.

Dokter yang juga pakar hematologi Parkway Cancer Center (PCC), sebuah institusi perawatan kanker yang berpusat di Singapura, Colin Phipps Diong menuturkan dengan diagnosis dan terapi yang tepat dan lengkap, kanker darah dapat disembuhkan dengan peluang 60-70 persen. “Transplantasi sumsum tulang yang bersifat allogenic, yakni transplantasi sel punca dari donor, menjadi terapi paling efektif saat ini untuk menyembuhkan kanker darah,” ujar Colin saat menjadi pembicara dalam diskusi ‘Kanker Darah Dapat Diobati, Bagaimana Mendeteksi dan Mengobati’ di Yogyakarta Kamis sore 25 April 2019.

Colin menuturkan, kanker darah menyerang pabrik darah di tubuh manusia. Sehingga sel darah merah turun drastis dan menyebabkan penderita muncul gejala seperti lebam pada kulit, stamina turun, pucat, pening, dan sesak nafas.

Colin menuturkan pengobatan paling efektif untuk pasien kanker darah saat ini transplantasi sumsum tulang. Melalui teknologi tranplantasi sel punca, sel induk dapat diambil dari diri sendiri (autologos) atau berasal dari orang lain sebagai donor (allogenic).

Dalam kasus Ani Yudhoyono, sang adik, Pramono Edhie Wibowo diketahui menjadi sebagai donor untuk transplantasi tersebut. Kemungkinan cocok tidaknya sumsum tulang dari donor dengan pasien sekitar 45 persen.

Dalam pemberian terapi kanker darah harus diawali dengan diagnosis yang tepat dan lengkap. Diagnosis ini menentukan langkah-langkah terapi selanjutnya. Sebelum transplantasi misalnya, pasien harus menjalani tes radiasi dan kemoterapi 2-3 kali. "Tingkat kesembuhan kanker darah setelah tranplantasi ini 60- 70 persen," ujar Colin.

Colin mewanti-wanti, kanker darah bisa dialami siapapun tanpa gejala apa pun dan tanpa riwayat kanker penderita di keluarga. Walau begitu, risiko seseorang mengidap kanker lebih tinggi jika ada riwayat kanker di keluarga tersebut.

Colin mengutip, Survei Global Cancer Observatory pada 2018 menunjukkan kanker darah menempati urutan kesembilan sebagai kasus kanker terbesar di Indonesia. Leukemia menjadi kanker cair dalam darah dan menyerang 1.213 orang. Sekitar 40 persen penderitanya adalah anak-anak.

Merujuk data Kementerian Kesehatan pada 2018, prevalensi kanker di Indonesia 1,4 persen dengan 347.792 pasien. Kondisi ini menempatkan Indonesia di urutan kedelapan di Asia Tenggara dan ke-23 di Asia untuk kejadian kanker.

Kanker menempati urutan keenam penyebab kematian tertinggi di Indonesia. “Adapun prevalensi kanker di DIY juga tergolong tinggi, yaitu 4,1 persen dengan 14.596 pasien,” ujarnya.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI