Sukabumi Update

Jangan Biarkan Anak Terbiasa Bernapas Lewat Mulut, Ini Risikonya

SUKABUMIUPDATE.com - Anak-anak harus dibiasakan bernapas melalui hidung. Jika dilakukan lewat mulut, saraf-saraf yang ada di wajah anak berisiko terganggu. Hal tersebut akan mempengaruhi masalah kesehatan tidur saat dewasa. 

Praktisi kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr. Andreas Prasadja, RSPGT mengatakan bahwa cara bernapas anak akan mempengaruhi saraf-saraf yang ada pada tubuhnya. Selain itu, kebiasaan bengong pada anak juga bisa membuat pertumbuhan rahangnya menjadi tidak maksimal.

"Anak-anak jauh lebih penting untuk membiasakan napas lewat hidung saat terjaga. Karena kalau dia terbiasa napas di mulut saat terjaga, nganga, bengong mulutnya terbuka, saraf-sarafnya ini akan terganggu di wajah," ujar dr. Andreas saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat, 12 Juli 2019.

"Nantinya pertumbuhan rahang atas dan bawah akan jelek, akan jadi kecil. Nah, anak-anak inilah yang nanti dewasanya akan menderita sleep apnea (ngorok)," lanjutnya.

Sementara itu, penyanyi Andien sempat mempraktekkan metode buteyko atau tidur dengan cara menutup mulut menggunakan plester pada sang anak, Anaku Askara Biru atau yang dikenal dengan Kawa yang masih berusia dua tahun.

Menurut dr. Andreas hal tersebut tidaklah masalah, hanya saja jika sang anak terlihat mulai kesulitan bernapas, para orang tua harus segera membuka plesternya.

"Anak-anak beda lagi. Kalau soal napas pada dewasa beda, wanita hamil beda, anak-anak beda. Nah kalau anak-anak, pesan saya silahkan tapi kalau dia sesak silahkan buka aja. Kalau pilek si artis malah merasa lega ya syukur, tapi kalau ternyata, dia keliatan sesak ya buka aja," jelas dr. Andreas.

Sumber: TEMPO.CO

Editor : Yusuf

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI