Sukabumi Update

Jangan Lagi Pakai Popok Sekali Pakai untuk Bayi, Ini 3 Dampak Buruknya

SUKABUMIUPDATE.com - Setelah melahirkan, banyak orangtua memilih popok sekali pakai yang lebih praktis untuk anaknya. Tetapi, pemakaian popok sekali pakai pada bayi justru tidak disarankan.

Biasanya orangtua memakaikan popok sekali pakai pada anaknya ketika perjalanan jauh atau tidak memiliki banyak waktu luang untuk mencuci popok kain bayi.

Produk popok sekali pakai memang menawarkan kenyamanan dan kemudahan. Tetapi dilansir oleh Naturallivingideas.com, Anda harus memerhatikan beberapa hal sebelum memakaikan popok sekali pakai pada anak.

1. Bahan pembuatan popok sekali pakai tidak jelas

Anda tidak boleh memberikan bayi makanan, mainan dan pakaian dengan bahan sembarangan. Dalam hal ini, popok sekali pakai berasal dari bahan-bahan yang tidak jelas.

Padahal bayi menggunakan popok hampir terus-menerus selama sekitar 2 tahun dan ini menyentuh langsung alat kelaminnya yang termasuk organ sensitif.

2. Popok sekali pakai mengandung plastik dan racun potensial

Beberapa popok sekali pakai terbuat dari plastik dan racun potensial. Lapisan luar popok seringkali dibuat dari film polietilen yang merupakan bungkus plastik berasal dari minyak bumi atau gas alam.

Lapisan dalam terdiri dari polypropylene, polimer termoplastik yang menyerap air. Kandungan ini disintesis dari gas propilena.

Selain itu, popok sekali pakai juga terdiri penyerap dari pulp kayu yang diputihkan dan pewarna sintetis untuk mewarnai popok. Pulp kayu yang diputihkan dengan klorin itulah yang mencemari produk dengan dioksin.

Penelitian tahun 2002, dioksin yang bersifat karsinogenik dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.

3. Popok sekali pakai mencemari lingkungan

Popok sekali pakai bekas akan melepaskan bahan kimia berbahaya ke dalam tanah dan air. Selain itu, dioksin dalam popok juga merupakan polutan organik persisten (POPs) yang terakumulasi dalam tubuh manusia dan memiliki efek buruk pada ekosistem dan satwa liar.

Karena POPs tahan terhadap degradasi sehingga akan bertahan di dalam makanan, tanah, air dan udara selamanya.

Sumber: Suara.com

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI