Sukabumi Update

Penyakit Autoimun Berpotensi Mengakibatkan Disabilitas

SUKABUMIUPDATE.com - Dari sekitar 157 jenis penyakit autoimun, beberapa di antaranya dapat mengakibatkan kondisi disabilitas. Dalam buku panduan mengenai autoimun yang terbitan Yayasan Marisza Cordoba menyebutkan, penyakit autoimun banyak menyerang saraf, sendi, dan otot yang dapat mengganggu fungsi gerak.

Dilansir dari Tempo.co, beberapa penyakit autoimun yang mengakibatkan kondisi disabilitas antara lain Guillain Baare Syndrom pemicu Multiple Schlerosis pada saraf, Fibromyal Myathenia Gravis yang menyerang otot, dan Rheumatoid Arthritis pada sendi. Buku panduan autoimun ini ditulis oleh sejumlah dokter spesialis imunologi kesehatan, di antaranya Iris Rengganis dan ahli penyakit dalam Aru Sudoyo.

Buku tersebut juga menyebutkan beberapa jenis penyakit autoimun yang mengakibatkan kulit kering atau memunculkan selaput tertentu dalam tubuh, seperti Showgreen Syndrom. Lantaran kekeringan yang terjadi pada organ tubuh sangat parah, banyak pula penyintas autoimun mengalami kekeringan pada mata.

Penyintas Immune Thrombocytopenic Purpura atau ITP, Yuta Marisza Cardoba mengatakan penderita autoimun yang memicu mata kering cukup parah dapat berakibat kehilangan kemampuan melihat. "Ada beberapa teman yang mengalami ketunanetraan karena penyakit autoimun," kata Yuta saat diwawancara Tempo, Senin 9 November 2020.

Immune Thrombocytopenic Purpura atau ITP yang dialami oleh Yuta adalah salah satu jenis autoimun yang menyerang darah. Yuta adalah pendamping aktif para penyintas autoimun, sekaligus perintis Yayasan Autoimun Marisza Cardoba. Lantaran dapat menyerang berbagai organ dan menyebabkan kondisi disabilitas, penyintas autoimun harus menerapkan pola hidup sehat atau yang dikenal dengan nama Lima Dasar hidup Sehat atau LDHS.

Salah satu butir terpenting dalam LDHS adalah penerapan pola makan sehat dan bersih. "Hampir sama dengan pasien kanker, organ pencernaan penyintas autoimun sangat rentan, seperti mukosa (lapisan usus) yang mudah rusak," kata Yuta. Sebab itu, hampir 80 persen pemicu autoimun adalah pola konsumsi serta makanan yang disantap.

Sejak 2016, para ahli kesehatan di Yayasan Marisza Cardoba merekomendasikan jenis makanan sehat dan bersih yang harus dikonsumsi penyintas autoimun. Makanan tersebut tak boleh mengandung pengawet, penyedap, pemanis, pewarna buatan dan Genetic Modified Organism (GMO).

Sumber: Tempo.co

Editor : Herlan Heryadie

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI