Sukabumi Update

Masker Kain Ide Mahasiswa Unpad Raih Medali Emas Inovasi Terbaik ASEAN

SUKABUMIUPDATE.com - Ide masker kain yang digagas mahasiswa Universitas Padjadjaran atau Unpad berhasil meraih medali emas dan penghargaan Best Innovation di ajang ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair.

Lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini menggagas penelitian soal masker kain dengan efektivitas yang serupa dengan masker medis.

Kelima mahasiswa ini adalah Rifky Adhia Pratama (Kimia), Riska Kurniawati (Biologi), Farrel Radhysa Muhammad Zahdi (Biologi), Didi Permana (Fisika), dan Muhammad Naufal Ardian (Fisika). Mereka dibantu tiga dosen pembimbing, antara lain Diana Rakhmawaty Eddy, Allyn Pramudya Sulaeman, dan Yudha Prawira Budiman.

Mengutip dari website resmi Unpad, kelima mahasiswa itu menggagas ide masker dengan kombinasi katun 60 persen dan polyester 40 persen. Masker tersebut kemudian dilapisi grafena dari sekam padi. Ide yang diwujudkan melalui riset berbasis literatur ini dinobatkan sebagai yang terbaik dalam kategori inovasi sains dan lingkungan pada ajang lomba yang diikuti 505 peserta dari 20 negara itu.

Ketua tim, Rifky Adhia Pratama mengatakan bahwa masker dengan komposisi 60 persen katun dan 40 persen polyester diyakini mampu menghambat droplet dan aerosol dari luar. Hal itu diperkuat dengan adanya tambahan grafena yang dilapis di bagian permukaan masker.

Lapisan grafena sendiri memunculkan sifat super hydrophobic atau sifat yang mampu menolak air. Ini dibuktikan dengan hasil pengukuran sudut kontak yang menunjukkan bahwa lapisan grafena memiliki nilai kurang lebih 141 derajat. Nilai tersebut melebihi acuan suatu material dikatakan hydrophobic, yakni 90 derajat.

Melihat sifat penyebaran Covid-19 yang dapat bertransmisi melalui droplet atau percikan dan aerosol, maka efek super hydrophobic akan optimal memblokir droplet maupun aerosol tersebut. Baik dari luar masker maupun jika pengguna masker merupakan penyintas Covid-19.

Selain itu, efek lain dari lapisan grafena pada masker adalah memunculkan aktivitas fototermal. Aktivitas itu memanfaatkan sinar matahari untuk mengatalisis suatu reaksi.

Rifky mengungkapkan bahwa saat masker kain dilapisi grafena, data menunjukkan bahwa proses fototermal pada masker dapat mencapai 80 derajat, sehingga mampu menginaktivasi virus.

"Berdasarkan data jurnal yang kami peroleh, protein spike pada virus SARS-CoV-2 sangat sensitif terhadap suhu tinggi, sehingga lapisan masker kain mampu menghasilkan efek fototermal yang akan berpotensi menginaktivasi virus," katanya dalam website tersebut.

Pemanfaatan grafena dari sekam padi sendiri merupakan potensi yang unik. Sekam padi adalah limbah yang kerap dihasilkan dari aktivitas pertanian. "Kita tahu Indonesia merupakan negara agraris. Setiap produksi beras akan menghasilkan 20-30 limbah sekam padi," jelas Rifky.

Sekam padi disebut mengandung 30-40 karbon. Namun sayangnya potensi tersebut masih belum dimanfaatkan dengan baik. Sekam padi biasanya hanya masih digunakan untuk pakan ternak.

Ide masker yang digagas lima mahasiswa ini mendapat medali emas dalam ajang yang diinisiasi lembaga Indonesia Young Scientist Association atau IYSA bekerja sama dengan lembaga saintis lainnya dari berbagai negara pada Januari-Februari lalu. Pengumumannya sendiri dilakukan pada 23 Februari 2021 secara virtual.

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI