Sukabumi Update

Mirip Vegetarian, Apa itu Diet Pescatarian dan Manfaatnya?

Diet pescatarian dilakukan dengan mengonsumsi makanan nabati dan ikan sebagai sumber protein hewani.

SUKABUMIUPDATE.com - Diet pescatarian dilakukan dengan mengonsumsi makanan nabati dan ikan sebagai sumber protein hewani. Diet ini diklaim sebagai diet yang sehat. Benarkah?

Dilansir dari WebMD, Senin, 26 Juli 2021, diet pescatarian memiliki kesamaan dengan vegetarian. Kedua diet ini sama-sama makan buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, biji-bijian, telur, dan susu. Keduanya juga sama-sama menjauhi daging dan unggas.

Meski memiliki banyak kesamaan, keduanya dibedakan oleh suatu hal. Bila pescatarian makan ikan dan makanan laut lainnya, sementara vegetarian tidak.

Orang yang melakukan diet pescatarian percaya bahwa diet berbasis daging buruk bagi lingkungan. Hewan darat yang dipelihara untuk makanan akan menggunakan terlalu banyak sumber daya alam dan menambah polusi. Sehingga mereka memilih pola makan berbasis ikan untuk kesehatan mereka.

Diet ini menekankan pada makanan nabati, makanan laut, dan ikan yang bisa memberikan manfaat kesehatan. Seperti halnya daging, ikan merupakan sumber protein yang baik. Namun, ikan lebih rendah lemak jenuh dan seringkali kaya asam lemak omega-3 yang sehat.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa makan sedikit daging merah atau tidak sama sekali dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Sementara itu, makan dua porsi ikan dalam seminggu dapat membantu jantung Anda.

Selain itu, asam omega-3 dalam ikan berlemak seperti makarel dan salmon bisa membantu mengurangi plak yang menumpuk di arteri dan menurunkan risiko mengalami detak jantung yang tidak teratur (aritmia). Omega-3 juga bermanfaat untuk menurunkan trigliserida dalam darah yang berkontribusi pada kesehatan jantung. Lemak sehat ini juga memiliki efek positif pada tekanan darah.

Penelitian lainnya menemukan bahwa diet pescatarian hidup lebih lama daripada orang yang mengikuti diet daging merah dan unggas. Membatasi daging merah atau menghentikannya sama sekali dari pola makan bisa menurunkan risiko kanker.

SUMBER: AMELIA RAHIMA SARI/TEMPO.CO

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI