Sukabumi Update

Berhenti Merokok Saat Ramadan? Begini Cara Menurut Dokter

SUKABUMIUPDATE.com - Bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat buat kamu yang berencana ingin berhenti merokok. Pasalnya, kita berpuasa kurang lebih 13 jam per harinya.

Lantas bagaimana cara melakukannya?

Melansir dari suara.com, Dokter spesialis paru dr. Wisuda Moniqa Silviyana, Sp.P mengatakan belajar berhenti merokok bisa dilakukan saat puasa.

"Momen puasa Ramadan ini sangat efektif jika dipergunakan sebagai kesempatan untuk belajar berhenti merokok," katanya, Selasa (5/4/2022).

Terkait hal tersebut, tambahnya, tekad yang kuat serta keinginan untuk menghentikan kebiasaan merokok juga diperlukan.photoIlustrasi Berhenti Merokok - (Unsplash)

"Karena jika di dalam diri seorang perokok belum ada keinginan berhenti tentu saja akan sulit tercapai kondisi berhenti merokok tersebut," katanya.

Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu menjelaskan bahwa ketika seseorang berpuasa maka selain menahan haus dan lapar juga otomatis tidak merokok.

"Seorang perokok yang sedang puasa mau tidak mau akan stop merokok saat berpuasa. Ini menyebabkan berkurangnya kebiasaan merokok sehingga berdampak pula kepada kesehatan paru perokok," katanya.

Kondisi tersebut, kata dia, perlu dipertahankan bukan hanya saat bulan Ramadhan namun juga sepanjang tahun dan secara jangka panjang.

"Dengan belajar tidak merokok saat berpuasa diharapkan akan jadi kebiasaan yang bisa dipertahankan untuk jangka panjang, hal ini sangat penting demi menjaga kesehatan paru-paru," katanya.

Sementara itu, dokter Moniqa juga mengingatkan mengenai pentingnya meningkatkan imunitas dan mencegah terinfeksi COVID-19 selama bulan Ramadan.

Baca Juga :

"Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang saat sahur dan berbuka. Perhatikan komposisi karbohidrat, protein, dan serat dalam porsi makan saat sahur dan berbuka," katanya.

Selain itu, dia menambahkan masyarakat juga perlu menghindari makanan yang banyak lemak dan terlalu manis karena bisa menyebabkan rasa cepat lapar dan kadar gula yang tidak stabil dalam darah.

"Jaga kecukupan cairan tubuh, jangan lewatkan waktu makan sahur dan tetap beraktivitas atau olahraga ringan agar metabolisme tubuh tetap terjaga baik, atur pola istirahat yang cukup," katanya.

Satu hal yang tidak kalah penting tambahnya, adalah tetap melakukan protokol kesehatan guna mencegah penularan infeksi dan sudah menjalani vaksin lengkap.

SUMBER: SUARA.COM 

Editor : Noity

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI