SUKABUMIUPDATE.com - Nama penyanyi Dewi Perssik tengah menjadi sorotan tajam publik usai pernyataannya saat siaran langsung mengenai bencana alam di Aceh yang telah dikunjungi Presiden beberapa kali.
Netizen menilai komentar Dewi Perssik tersebut tidak menunjukkan rasa empati terhadap masyarakat Aceh dan Sumatera yang menjadi korban banjir bandang. Komentar itu menjadi perbincangan hangat di media sosial dan menuai kecaman.
Mengutip dari Suara.com, dalam siaran langsung itu, Depe, sapaan akrabnya menyinggung perbandingan antara daerahnya, Lumajang dan Jember, yang juga baru saja mengalami bencana alam, dengan Aceh yang telah beberapa kali dikunjungi Presiden.
“Masih mending kamu didatengin Aceh sama presiden tiga kali. Kita Lumajang, Jember belum didatengin masih. Tapi nggak berisik,” ujar pedangdut asal Jember itu dikutip dari Suara.com pada Selasa, (23/12/2025).
“Yang gunung Semeru coba,” tambah dia lagi.
Ia juga menambahkan bahwa jika seseorang tidak bisa membantu secara tenaga atau materi, “setidaknya donasilah,” serta menyebut.
“Kalau misalkan nggak punya duit, jarinya dipakai yang baik-baik. Bukan malah memecah belah rakyat, memfitnah presiden, kasihan.”
Ungkapan tersebut langsung memantik reaksi keras dari pengguna X yang menilai Depe seperti mengalihkan isu dan tidak memahami situasi kritis di Aceh.
Baca Juga: Dalam 24 Jam, Donasi Ferry Irwandi untuk Korban Banjir Sumatra Tembus Rp10 Miliar
Warganet: “Bukannya Empati, Kok Jadi Begini?”
Akun @augudzs mengunggah ulang potongan ucapan Dewi Perssik itu, dan kolom komentar pun penuh dengan kritik. Seorang netizen mempertanyakan sikap Depe yang dianggap kurang peka terhadap kondisi di lapangan.
“Eh kok si Depe begini sih? Padahal di Pagi-Pagi Ambyar udah banyak relawan datang jadi bintang tamu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di sana. Bukannya malah empati, kok begini,” tulis akun @wil****.
Netizen lain menyoroti komentar Depe tentang kunjungan Presiden. Mereka menilai kehadiran simbolis tidak sebanding dengan kebutuhan mendesak para korban.
“Presiden dateng cuma dadah-dadah doang kek fanmeet, buat apa dah? Mending kalau dateng terus sat set ngasih pertolongan. Lelet jir. Nggak ada gunanya bandingin ini sama itu, emang nasib sial aja punya pemerintah nggak cekatan,” ujar @hlf***.
Ada pula yang mengingatkan bahwa bencana adalah isu kemanusiaan, bukan kompetisi daerah atau hitungan jumlah kunjungan.
“Siapa pun yang masih nyinyirin bencana Aceh–Sumatra semoga dapat hidayah. Ini bukan masalah porsi kunjungan presiden, ini masalah kemanusiaan,” tulis @yay***.
Sementara itu, @nar**** menambahkan bahwa masyarakat di daerah bencana lebih membutuhkan aksi cepat daripada sekadar kedatangan pejabat.
“Untung??? Apanya yang untung?? Mereka juga nggak butuh didatengin. Mereka butuh gerak cepat dari pemerintah, bukan seremonial belaka!”
Baca Juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Donasi Rp. 15 M untuk Korban Banjir Sumatera
Perdebatan Mengarah pada Sensitivitas Publik Figur
Hujan kritik terhadap Dewi Perssik memperlihatkan bagaimana publik semakin menuntut kepekaan dan empati dari figur terkenal, terutama ketika tragedi besar terjadi.
Banyak yang menilai bahwa membandingkan bencana antar-daerah atau menyindir respons publik justru tidak membantu memperbaiki keadaan. Situasi ini menjadi pengingat bahwa suara figur publik membawa pengaruh besar dan kerap menjadi sorotan ketika tidak selaras dengan perasaan masyarakat yang sedang berduka.
Sumber: Suara.com
Editor : Octa Haerawati