Sukabumi Update

Kiprah Politik Mentan Syahrul Yasin Limpo Sebelum Jadi Tersangka Korupsi

Kiprah Politik Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo Sebelum Jadi Tersangka Korupsi | Foto : dokumen mentan (Sumber : Instagram/@syasinlimpo)

SUKABUMIUPDATE.com - Syahrul Yasin Limpo adalah Menteri Pertanian (Mentan) yang baru saja ditetapkan menjadi tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal itu membuat namanya ramai diperbincangkan publik karena menambah panjang daftar pejabat publik yang terseret kasus korupsi di Indonesia.

Sebelum ditetapkan sebagai Menteri Pertanian di Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024, Syahrul Yasin Limpo pernah 10 tahun menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan sejak tanggal 8 April 2008 hingga 8 April 2018.

Lantas, bagaimana Kiprah Politik Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian yang terseret kasus Korupsi? Simak ulasannya berikut ini!

Baca Juga: KPK Geledah Rumah Dinas Yasin Limpo, Usut Dugaan Korupsi di Kementan?

Syahrul Yasin Limpo adalah seorang politikus Indonesia yang kini menjabat Menteri Pertanian Indonesia ke-28, tepatnya sejak pengangkatan tanggal 23 Oktober 2019 di Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024.

Sertifikat duta petani milenial diberikan kepada Lesti Kejora secara langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di perhelatan satu tahun berdirinya BSIP Kementan di Lapangan Utama BB Biogen, Bogor, pada Kamis, 21 September 2023.Sertifikat duta petani milenial diberikan kepada Lesti Kejora secara langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di perhelatan satu tahun berdirinya BSIP Kementan di Lapangan Utama BB Biogen, Bogor, pada Kamis, 21 September 2023.

Melansir dariberbagai sumber via p2k.stekom.ac.id, Mentan Syahrul Yasin Limpo lahir pada 16 Maret 1955. Di lingkup keluarga, anak kedua dari pasangan Muh. Yasin Limpo dengan Nurhayati Yasin Limpo itu dikenal dengan nama Daeng Kawang.

Di pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo menang sebanyak dua kali yakni pada tahun 2007 dan 2013 bersama pasangannya Agus Arifin Nu'mang. Pasangan ’Sayang’ ini menjadi duet pemimpin baru di Sulsel lima tahun setelah memenangi Pilkada langsung pada 5 November 2007 dengan meraih 39,53 persen suara, menang tipis atas pasangan HM Amin Syam/Mansyur Ramli (Asmara) yang meraih 38,76 persen dan Aziz Qahhar Mudzakkar/Mubykl Handaling 21,71 persen.

Menilik riwayat pendidikannya, Mentan Syahrul Yasin Limpo bersekolah di SD Negeri Mangkura Makassar pada tahun 1961 dan lulus pada tahun 1967. Seusai lulus pendidikan dasar, ia melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 6 Makassar dan melanjutkannya di SMA Katolik Cenderawasih Ujung Pandang.

Setelah lulus SMA, Syahrul Yasin Limpo melanjutkan studi di perguruan tinggi dan memilih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar. Selama kuliah, Mentan Syahrul Yasin Limpo aktif sebagai pemimpin redaksi buletin mahasiswa Fakultas Hukum Unhas bernama Justisi.

Baca Juga: Profil Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian yang Kini Terseret Dugaan Korupsi

Menteri pertanian yang baru ditetapkan sebagai tersangka korupsi itu meraih gelar sarjana hukumnya pada 1983 dan melanjutkan pendidikan masternya di Pasca Sarjana LAN (Lembaga Administrasi Negara) tahun 1999. Selain itu, Syahrul Yasin Limpo juga melanjutkan pendidikan master ilmu hukumnya di Universitas Hasanuddin serta pendidikan doktor di kampus yang sama.

Syahrul Yasin Limpo juga merupakan mantan Gubernur Sulawesi Selatan yang pertama kali dipilih secara langsung. Sebelum menjabat sebagai Gubernur, Syahrul Yasin Limpo pernah menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Gowa selama dua periode, kemudian menjabat Wakil Gubernur selama satu periode mendampingi Amin Syam, dan memenangkan pertarungan dengan Amin Syam dalam pilkada Sulsel pada tahun 2007 setelah keduanya sama-sama maju bertarung sebagai calon Petahana.

Kiprah Politik Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu'mang (2008–2013)

Syahrul bersama Agus Arifin Nu'mang dilantik sebagai pasangan Gubernur Sulawesi Selatan pertama hasil pemilihan umum pada 8 April 2008 di lapangan terbuka. Tahun pertama menjadi Gubernur, Syahrul menargetkan peningkatan posisi Sulawesi Selatan sebagai provinsi penyangga beras untuk kebutuhan nasional.

Dalam program kerja Pasangan Sayang itu, produksi padi pada 2008 ditargetkan sebanyak 4.042.471 ton gabah kering giling (GKG) yang didukung luas lahan sekitar 792.641 ha dengan tingkat produktivitas 51,00 kuintal/ha. Sementara target tanam padi untuk musim tanam 2009 seluas 868.411 ha dengan sasaran produksi 5.084.323 ton GKG dengan produktivitas 58,55 kwintal/ha.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Bansos Beras Kemensos, Tersangka Eks Dirut TJ Ditahan KPK

Pada tahun 2009, pergerakan ekonomi Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan sekitar 7.8 persen. Hal itu dipicu dengan pertumbuhan produksi jagung sehingga Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan melakukan terobosan di tengah krisis global dengan melayani kebutuhan ekspor ke Malaysia dan Filipina dan menyusul pengiriman yang sudah dilakukan sekitar 8 ribu ton ke Filipina, Maret 2009.

Marmer juga menjadi salah satu barang ekspor yang menjadi keunggulan Sulawesi Selatan. Berkat hal itu, pengusaha Malaysia berminat mengimpor marmer asal Sulsel yang selama ini telah diekspor ke Amerika Serikat dan Australia.

Gubernur Sulawesi Selatan (Syahrul Yasin Limpo) kemudian menyatakan kesiapannya mengekspor marmer dengan kapasitas ekspor dari Pelabuhan Kabupaten Barru sebanyak 5.000 ton.

Baca Juga: 21 Kades Petahana Terpilih di Sukabumi, Jokowi Soal Masa Jabatan Kepala Desa

Berdasarkan rekam jejak politiknya, Syahrul Yasin Limpo mengawali karir sebagai politisi Partai Golkar. Mentan Syahrul, di partai berlambang pohon beringin itu, pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar wilayah Sulawesi Selatan pada 1993 hingga 1998.

Namun perjalanan di Partai Golkar berhenti pada 2018 dan ia pun pindah ke Partai NasDem dan dipercaya menjadi menjadi Ketua DPP periode 2018-2023.

Sumber: p2k.stekom.ac.id

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT