Sukabumi Update

CSPS SKSG UI: Hari Tenang Pemilu Dinodai Kampanye Hitam

Guntur Subagja Mahardika - Pemilu tahun ini bermunculan kampanye hitam (black campaign) yang beredar di platform komunikasi whatsapp dan media sosial. (Sumber : Linkedin).

SUKABUMIUPDATE.com - JAKARTA – Hari tenang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sejatinya dilarang berkampanye bagi para calon presiden dan wakil presiden serta calon anggota legislatif DPR dan DPD RI, termasuk yang dilakukan oleh para pendukungnya. Namun, nyatanya hari tenang Pemilu tahun ini bermunculan kampanye hitam (black campaign) yang beredar di platform komunikasi whatsapp dan media sosial.

Ketua Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Guntur Subagja Mahardika, menilai hari tenang Pemilu 2024 mulai tanggal 11-13 Februari 2024 ternoda oleh pihak-pihak yang ingin memenangkan Pemilu dengan menyebar kampanye hitam dan kampanye negatif (negative campaign) yang dapat merugikan lawan politiknya. “Hari tenang dinodai oleh perilaku yang justru tidak mengindahkan demokrasi,”ungkap Guntur S Mahardika, di Jakarta.

Guntur mencermati, konten kampanye hitam yang ditampilkan melalui video, text, dan meme atau infografis yang tersebar di grup whatsapp dan sosial media sebagian besar mendiskreditkan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming. “Pasangan nomor urut 02 tentu dirugikan, sehingga pihak Tim Kampanye Prabowo Gibran memberikan klarifikasi dan menyebutkan informasi yang beredar adalah hoax dan fitnah,”tutur peneliti yang memimpin pusat riset di bawah holding Unit Kerja Khusus (UKK) Center for Strategic and Global Studies (CSGS) UI ini.

Baca Juga: Guntur Subagja Mahardika Kembali Pimpin Pusat Riset CSPS SKSG UI

Konten-konten yang tersebar luas itu tampaknya menyerang Prabowo dan Gibran, antara lain menyebutkan Prabowo dilarikan ke rumah sakit, tudingan dugaan korupsi pengadaan pesawat tempur, isu jabatan Prabowo hanya dua tahun dan akan digantikan Gibran, dan isu-isu lainnya, termasuk rilis film dokumenter “Dirty Vote” yang narasinya terkesan memojokkan pasangan Prabowo-Gibran. Konten-konten tersebut sepertinya membentuk opini ada kecurangan dalam Pemilu 2024. Semua itu dibantah TKN Koalisi Indonesia Maju dan menyebutnya sebagai informasi tidak benar, hoax, dan fitnah.

Ketua CSPS SKSG UI menduga maraknya penyebaran hoax dan kampanye hitam itu kemungkinan karena kekhawatiran atas kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, yang bahkan kemungkinan menang dalam sekali putaran. “Sejumlah lembaga survey merilis hasil survey terbarunya yang sebagian besar menyebutkan tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran melebihi 50 persen,”jelasnya.

Hasil survey dimaksud, sebagaimana dipublikasikan media, antara lain Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang merilis pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan tingkat keterpilihan 51,9 persen. Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat suara 23,3 persen, dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD mendapatkan suara 20,3 persen. Survey SPIN (Survey and Polling Indonesia) terbaru mengungkapkan pasangan 02 menang 54,8 persen, pasangan 01 memperoleh 24,3 persen, dan pasangan 03 mendapatkan 16,1 persen.

Baca Juga: Guntur Soekarnoputra: Kalau Ganjar Jadi Presiden, Jokowi Mau Diapain Terserah

LSI Denny JA mempublikasikan Prabowo-Gibran menang 53,5 persen, Anies-Muhaimin 21,7 persen, dan Ganjar Mahfud 19,2 persen. Sebelumnya, Indonesia Survey Center (ISC) mengungkap Prabowo unggul 25%, Anies 21,7 persen, dan Ganjar memperoleh 18,1 persen. Charta Politika menyebut Prabowo tertinggi dengan 42,2 persen, Ganjar 28 persen, Anies 26,7 persen.

Poltracking Indonesia merilis pasangan 02 tertinggi 46,7%, pasangan 01 26,9 persen, pasangan 03 20,6 persen. Indikator Poltik menyebutkan Prabowo-Gibran memperoleh 45 persen , Anies-Cak Imin 25%, dan Ganjar-Mahfud 22%. Lembaga Survey Nasional )LSN) mempublikasikan paslon 02 memperoleh 49,5 persen, paslon 01 24,3 persen, dan paslon 03 sebesar 20,5 persen.

“Melihat data-data hasil survey tersebut, ada kecenderungan pasangan Prabowo-Gibran akan memenangkan Pemilu 2024 dengan sekali putaran pada pemilihan umum tanggal 14 Februari 2024,”tegas Guntur. “Kalo melihat selisihnya antara pasangan capres-cawapres 02 dengan pasangan 01 dan 03 terpaut jauh rata-rata di atas 20 persen. Kondisi ini diduga membuat sekelompok orang atau pengusungnya berupaya menyerang pasangan calon 02 agar elektabilitasnya turun. Namun, realitanya tren Prabowo-Gibran ini terus naik dan mengarah melampaui capaian suara 50 persen lebih,”urai Guntur yang juga menjabat Ketua Umum Arus Baru Indonesia (ARBI).

Guntur mengajak masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang beredar dan diedarkan untuk mempengaruhi pemilih tersebut. “Kami mengimbau para kontestan dan pendukungnya untuk berpolitik secara dewasa dengan mengusung etika dan tidak menyebar fitnah. Kami juga mengajak masyarakat untuk memilah informasi mana yang benar dan tidak benar dan jangan menyebarkan informasi yang fitnah serta tidak jelas sumbernya,”tuturnya.

Menurut Guntur, semua pihak diharapkan menjaga iklim demokrasi yang baik dengan menciptakan situasi kondusif. “Biarkan masyarakat mencerna program-program yang ditawarkan pasangan capres dan cawapres yang akan menjadi keputusannya menentukan pilihan pada saat pencoblosan,”ajaknya. “Upaya menghasut, menyebar fitnah, dan hoax tidak akan laku lagi, masyarakat semakin cerdas dan tahu mana yang benar dan mana informasi sampah,”tambahnya.

Guntur mengajak masyarakat, khususnya generasi muda dan pemilih pemula, untuk menggunakan hak pilihnya. “Mari datang ke TPS, gunakan hak pilih Anda sebaik-baiknya, karena suara Anda akan menentukan masa depan Indonesia. Yuk, sukseskan Pemilu 2024 dengan partisipasi masyarakat yang tinggi,”imbaunya.***

 

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT