Sukabumi Update

Pasar Kamis dan Karya Santri Al-Hasaniyyah Sukabumi Curi Perhatian Menparekraf

SUKABUMIUPDATE.com - Keberadaan Pasar Kamis di Cicurug Kabupaten Sukabumi dan hasil karya ekonomi kreatif para Santri Ponpes Al-Hasaniyyah mencuri perhatian pemerintah pusat. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno, mengunjungi Pondok Pesantren Al-Hasaniyyah, Kamis (20/10/2022).


Apa yang dilakukan para santri untuk mandiri dengan membangun sektor ekonomi kreatif membuat Menteri Sandiaga terkesan. Kesempatan ini juga dimanfaatkan Sandiaga untuk bersilaturahmi dengan pimpinan Ponpes Al-Hasaniyyah, KH. R Ajengan Amang  Muhammad dan jajarannya.


Sebagai informasi, Pondok Pesantren Al-Hasaniyyah adalah salah satu lembaga pendidikan agama yang cukup besar di Sukabumi. Didirikan tahun 1870 oleh Kyai Mama Bintang, sudah berusia 150 tahun,  dan kini dipimpin oleh Kyai Ajengan Rahmat, putra dari Ajengan Sepuh KH R Ajengan Amang Muhammad.


Kedatangan Menparekraf ini juga untuk melihat langsung karya para santri pondok pesantren Al-Hasaniyyah yang mampu membangun perekonomian. Mulai dari bengkel motor, perkayuan dan lain lain. Dalam kesempatan ini, para santri Al-Hasaniyyah menyediakan booth dagangan untuk menjual hasil karya. 


Menparekraf Sandiaga Uno dalam sambutannya menyebut sebelum ada universitas, pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang dicatat oleh sejarah sebagai fasilitator pembelajaran anak bangsa saat itu. Tokoh ulama, para pimpinan pimpinan bangsa dan para santri menjadi garda terdepan sebagai perjuangan bangsa, merebut dan mempertahankan kemerdekaan, membangun bangsa dengan ilmu agama dan kemandirian ekonomi.


"Potensi santri harus kita dukung dan gaungkan, hidupkan dan melanjutkan semangat perjuangan dengan pendidikan inspirasi. Warga Indonesia harus memenangkan persaingan global dengan hasil karya karya terbaik, "ujar Sandiaga. 


Menurut Sandiaga, Kemenparekraf akan membangun dan mendukung upaya sektor ekonomi kreatif. "Tadi saya melihat sendiri bagaimana suasana ekonomi di pasar kamis dan kerajinan para santri. Memanfaatkan era teknologi dan ekonomi digital, sesuai semangat hari santri nasional, nantinya kita beri kesempatan untuk berkembang," lanjut Manparekraf.


Budaya pengajian rutin setiap kamis pagi yang dijaga oleh Ponpes Al-Hasaniyyah terbukti mampu membangun ekonomi kreatif. Para pedagang berdatangan, membuka usahanya di pasar kamis. "Saya melihat pasar kamis itu sudah 80 persen membangun ekonomi kreatif. Disana banyak produk lokal Sukabumi,“ lanjut Sandiaga.


Kedepan, lanjut Menparekraf pemerintah harus memberikan peluang usaha dan lapangan kerja, karena bangsa tengah menghadapi ancaman resesi. "Kita sepakat santri dan santriwati disini adalah garda terdepan dalam menghadapi resesi dengan mendorong agar kemampuan tata kelola dunia pendidikan sehingga nantinya kita targetkan penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru dan 4,4 juta lapangan kerja di 2024 bisa kita wujudkan, "ujarnya.


Sandiaga kemudian mengungkapkan total pondok pesantren yang membangun santri digitalpreneur rata rata sudah memasuki era digitalisasi. Walaupun pesantren salafiah, lanjutnya, ponpes-ponpes itu sudah membuka peluang kerja sama.


"Target kita tiap tahun ini 20  persen dari pondok pesantren bisa meningkatkan kemampuannya untuk mengadopsi digitalisasi. Selanjutnya perlu pemahaman bahwa era industri 4.0 akan diikuti era masyarakat 5.0, dimana sumber daya manusia yang berkompeten menjadi syarat menuju konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan teknologi," tegas Sandiaga.


Ia memberikan kesan mendalam saat mencoba sajian kopi hasil karya para santri Al-Hasaniyyah. Tak hanya itu Sandiaga juga terkesan dengan motor custom rakitan bengkel santri.


"Belum pernah saya melihat motor belakangnya Yamaha depannya Honda, baru kali ini, Belakangnya PCX depannya Nmax , salah satu upaya ekonomi kreatif, mungkin kalau Marc Marquez melihat bisa berdecak kagum," bebernya disambut tawa para santri.


Tak hanya itu Sandiaga juga menggaris bawahi produk karya pesantren Al-Hasaniyyah yang bernilai bernilai tambah sangat tinggi. Seperti ikan hias yang sudah diekspor hingga kanada.


"Jelas bukan jago kandang lagi, tapi menjadi juara dan bernilai belasan juta yang sudah dijual. Selain itu kopi adalah program unggulan ekonomi kreatif Indonesia. Motor custom ini sudah masuk kedalam KBLI kita, desain produk atau desain kreasi produk. Ada ikan sebagai bahan dasar daripada kuliner dan kerajinan berbasis kaligrafi yang akan kita tingkatkan ke digitalisasi, "pungkas Sandi di Pondok Pesantren Al-Hasaniyyah, Kaum Babakan, Cicurug.


Dalam kesempatan tersebut Kyai Ajengan Aa Rahmat Fauzi, Pimpinan Al-Hasaniyyah menuturkan hasil karya mereka adalah upaya membangun potensi para santri. "Kedepannya tantangan kami adalah pengembangan IT untuk menghadapi era teknologi digital. Terima kasih atas kunjungan dan perhatian dari pemerintah melalui Menparekraf Sandiaga Uno," tegasnya.


#SHOWRELATEBERITA


Reporter: Ibnu/Magang

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI