Sukabumi Update

Makan Korban hingga Tak Nyaman, Keluh Soal Jalan Rusak Ruas Pelabuhan II Sukabumi

Jalan rusak ruas Pelabuhan II, Sukabumi yang diprotes para sopir angkot. | Foto: Abdi (magang)

SUKABUMIUPDATE.com - Sopir angkot trayek 19 jurusan Lembursitu- Cikembang melakukan unjuk rasa terkait jalan rusak ruas Pelabuhan II, Sukabumi, yang menjadi perlintasan kendaraan umum tersebut.

Demo dilakukan di depan pabrik semen, Jalan Pelabuhan II, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Senin (12/12/2022).

Sopir menyatakan jalan rusak tersebut membuat aktivitas warga terhambat serta menyebabkan kendaraan rusak. Selain itu, jalan tersebut kerap memicu terjadinya kecelakan.

Baca Juga: Jalan Pangleseran-Cikembang Rusak, Pesan Sopir Angkot dan Warga Sukabumi untuk Emil

Seperti anak yang terlindas kendaraan setelah terjatuh dari motornya di jalan Pelabuhan II KM 12, tepatnya di depan Toko Kanada,  Desa Kertaraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Rabu 30 November 2022.

Sopir meminta pemerintah daerah bertanggungjawab, termasuk perusahaan semen yang berdiri di jalan Pelabuhan II.

"Ini tuntutan dari kita sebagai sopir sama masyarakat. Ini kan jalan-jalan rusak semua, sudah banyak kecelakaan, mobil juga pada rusak. Jadi kita menuntut pihak yang bertanggungjawab. Kita cuma tau Pabrik semen sama pemda supaya bertanggung jawab terhadap permasalahan ini," kata Sukandi, sopir.

Baca Juga: Jalan Rusak, Bocah Jatuh dari Motor Lalu Tewas Terlindas Truk di Cikembar Sukabumi

Koordinator Aksi Nendar Supriyatna mengatakan, diantara perusahaan lain yang berdiri daerah tersebut, mobil dari perusahaan semen yang paling banyak lalu lalang di jalan Pelabuhan II. Sedangkan kendaraan tersebut memiliki tonase yang berat sehingga memberikan beban bagi jalan.

“Jalan ini bukan milik korporasi atau perusahaan. Kita juga masyarakat secara umum punya hak yang sama untuk menggunakan akses jalan ini," ujar Nendar.

Nendar menyatakan, jalan rusak menyebabkan spareparts cepat rusak. Hal itu menjadi beban tambahan bagi sopir sebab butuh uang untuk membeli spareparts dan membayar ongkos bengkel.

Baca Juga: Apabila Hujan Seperti Kolam, Perbaikan Jalan Rusak di Ciemas Sukabumi Diusulkan

Selain, jalan rusak juga memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas bahkan hingga merenggut nyawa.

“Kemarin ada satu korban meninggal dunia itu anak kecil. Info yang kita dapatkan diduga kendaraan yang melindas korban tersebut adalah kendaraan yang berhubungan dengan perusahaan ini,” tegasnya.

Dalam aksi ini, para sopir kemudian melakukan mediasi dengan pihak pabrik semen. Usai mediasi, sekitar pukul 12.00 WIB, sopir meninggalkan lokasi demo untuk kembali beraktivitas.

Baca Juga: Warga Mekarsari Ciracap Sukabumi Keluhkan Jalan Rusak, Begini Respons PU

Haryadi, ketua jalur angkot 19 jurusan Cikembang-Lembursitu, menuturkan pihak pabrik semen merespons keinginan sopir. Menurut dia, pabrik semen itu akan melakukan perbaikan di titik-titik jalan rusak yang rawan memicu kecelakaan lalu lintas.

“Titik-titik yang paling rawan kaya yang di [daerah] Cilangkap di GSI blok A dan B mau ada perbaikan besok, selain perbaikan ada juga kesepakatan penertiban jam larangan kendaraan pabrik semen melintas seperti dari jam 5 pagi sampai jam 9 pagi terus dari jam 3 sore sampai jam 7 malam. Sebab itu mobilitas masyarakat sangat mengganggu kalau gak pakai jam larangan," ujarnya.

Menanggapi aksi demo sopir angkot, Kepala UPTD Pengelolaan Jalan Dan Jembatan Wilayah Pelayanan 2 Sukabumi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar Ari Haidriyansyah mengatakan, jalan tersebut yang merupakan jalan Provinsi yang selalu dilakukan penanganan dan pemeliharaan rutin.

Bahkan pada 2023, rencananya akan diperbaiki sepanjang kurang lebih 3,7 Kilometer mulai Jembatan Cipendeuy hingga Pasar Pangleseran.

“Pada tahun anggaran 2023 secara bertahap penanganan dilakukan dengan pemeliharaan berkala sepanjang kurang lebih 3,7 Km serta pemeliharaan rutin terus dilakukan," kata Ari.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERKAIT