Sukabumi Update

Misteri Goa Saron Dibalik Keindahan Curug Caweni Sukabumi

Goa Saron yang berada diatas Curug Caweni Sukabumi menyimpan banyak misteri | Foto : Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Curug Caweni yang berlokasi di Kampung Cilutung Desa Cidolog, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, bukan hanya menyimpan kisah putri cantik bernama Caweni titisan Nyi Blorong, akan tetapi dilokasi tersebut juga terdapat banyak goa.

Warga kampung Ciastra, Desa Cidolog, Asep (33) menyebutkan disekitar Curug Caweni, selain Goa Saron yang posisinya berada diatas Curug Caweni, terdapat beberapa goa, ada Goa Kopeah, Goa Buaya, Goa Dahu, Goa Cerelang, dan dibawah curug ada Goa Caweni.

Bahkan dari cerita masyarakat, menurut Asep, salah satu goa yakni Goa Saron atau disebut juga Goa Awi Tali merupakan awal cerita dari sepasang suami istri yang sudah lama tidak memiliki keturunan padahal sudah lanjut usia, sang kakek (suami) kemudian melakukan pertapaan di Goa Saron, yang akhirnya memiliki anak yang diberi nama Caweni.

Curug Caweni Cidolog Kabupaten SukabumiCurug Caweni Cidolog Kabupaten Sukabumi

Alkisah, kendati sudah tua, pasangan suami istri tersebut masih merindukan kehadiran seorang anak. Hingga akhirnya sang sang suami (yang sudah renta) bertapa di Goa Saron yang berada di atas curug. Dalam pertapaan tersebut, sang suami tersebut mendapatkan satu buah telur. Setelah 41 hari, telur tersebut berubah menjadi putri cantik yang kemudian diberi nama Caweni.

Setelah dewasa Caweni yang memiliki paras cantik menjadi kembang desa. Namun ternyata Caweni bukan wanita biasa. Caweni sebenarnya nerupakan sosok titisan Nyi Blorong. Putri Caweni sejatinya sudah menikah beberapa kali. Namun semua lelaki yang dinikahinya mati mendadak.

Asep yang merupakan pawang ular menjelaskan Goa Saron atau goa Awi Tali, berada diatas perbukitan, diatas Curug Caweni.

"mulut goa berdiameter 70 sentimeter, sehingga kalau masuk harus merangkak, sepanjang 1 meter lebih, hingga nanti menemukan lokasi goa yang luas. Adapun tempat pertapaannya sekitar 50 meter," papar Asep (33 tahun) kepada Sukabumiupdate.com, Sabtu, (18/02/2023).

Di dalam gua Saron, papar Asep banyak ruangan atau bentuk kamar dari bebatuan alami, juga bentuk bebatuan mirip wayang golek berjajar, serta alat gamelan mirip Saron.

"masih dijadikan tempat bertapa, yang percaya dengan syariatnya semedi di goa tersebut. Ada yang bermalam, ada juga yang sekedar ingin tahu," imbuhnya.

Setiap yang berkunjung, kata Asep, permintaannya mungkin bermacam macam, ada yang ingin punya keturunan, usaha, naik pangkat, serta kekayaan.

"Godaan yang terberat adalah dengan kemunculan ular-ular, saat bertapa. Namun binatang reptil tersebut tidak mengganggu," tandas Asep.

Bahkan, kata Asep, banyak yang bertapa untuk tujuan dipermudah mencari pasangan. "banyak yang jomblo datang ke goa tersebut," pungkasnya

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT