Sukabumi Update

Nelayan Sukabumi Tak Melaut Akibat Gelombang Tinggi, Waspada Juga Banjir Rob

Perahu atau kapal nelayan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Selasa (28/2/2023). Nelayan tak melaut akibat gelombang tinggi. | Foto: SU/CRP/Ilyas Supendi

SUKABUMIUPDATE.com - Aktivitas nelayan di laut Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, menurun akibat cuaca yang tak bersahabat ditambah potensi gelombang tinggi 4 hingga 6 meter di perairan selatan Sukabumi. Ini sesuai prakiraan cuaca yang diterbitkan BMKG pada 27 Februari 2023 dan berlaku sampai 1 Maret 2023.

Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palabuhanratu David Ibrahim mengatakan gelombang tinggi berpengaruh terhadap hasil tangkapan lantaran sebagian nelayan terutama dengan kapal di bawah 10 gross tonnage (GT), memilih tak melaut. David memprakirakan hanya 25 hingga 35 persen nelayan yang tetap mencari ikan.

David menyebut hasil tangkapan bisa berkurang hingga 50 persen akibat gelombang tinggi yang berujung nelayan tidak melaut. "Saat kondisi cuaca buruk ini kami mengimbau, baik langsung maupun lewat grup WA, agar nelayan memperhatikan keselamatan. Tak lupa membawa life jacket," katanya, Selasa (28/2/2023).

Baca Juga: Prakiraan BMKG Terkini, Kawasan Pesisir Sukabumi Berpotensi Terdampak Gelombang Tinggi

Menurut David, apabila para nelayan ada yang memaksakan melaut pun, mereka akan berpikir dua kali karena hasil tangkapan tidak akan banyak dan akhirnya membuat rugi akibat beban operisional yang tetap tinggi. Kondisi ini diperparah dengan dampak kenaikan harga BBM yang masih terasa dan berpengaruh bagi para nelayan.

"Sementara harga ikan di pasaran saat ini stabil karena suplai dari luar itu masuk. Jadi untuk konsumen masih aman," katanya.

Kasatpolairud Polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar mengimbau masyarakat tetap berhati-hati terkait cuaca ekstrem di kawasan wisata pantai Palabuhanratu.

Tenda mengungkapkan kondisi angin dan gelombang cukup tinggi memasuki Februari ini dengan rata-rata ketinggian gelombang bisa 2 sampai 4 meter. Sementara angin bertiup dari laur ke darat sehingga sangat memengaruhi gelombang.

"Menghimbau masyarakat di sekitar pantai untuk hati-hati, tidur tidak terlalu nyenyak karena sewaktu-waktu banjir rob akan menimpa warga di bantaran pantai," katanya. "Kita juga mengimbau para nelayan tidak memaksakan melaut dalam situasi cuaca ekstrem. Lebih berharga nyawa daripada harta, bisa dicari lagi," lanjut Tenda.

Baca Juga: Siklon Tropis Freddy di Samudera Hindia, Waspada Gelombang Tinggi Capai 6 Meter

Tenda tak lupa mengimbau wisatawan yang berlibur ke kawasan Palabuhanratu supaya tetap waspada akan kemungkinan spot-spot pantai mengalami gelombang yang cukup tinggi. Dia meminta wisatawan tidak memakasakan mandi di pantai akibat cuaca yang tak bersahabat. Kunjungan wisata ini meningkat karena akan Ramadhan.

"Karena sebentar lagi akan melaksanakan puasa jadi banyak wisatawan yang berlibur khususnya Sabtu dan Minggu, dibandingkan minggu kemarin," katanya.

Sementara ini Tenda menyatakan belum ada laporan dampak cuaca ekstrem mulai Pantai Batu Bintang hingga Cibangban termasuk Ujunggenteng. "Kemarin-kemarin ada perahu terbakar tapi tidak ada korban jiwa cuma material," katanya.

Reporter: Ilyas Supendi (CRP)

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT