Sukabumi Update

Derita Gangguan Jantung, Balita Jampangtengah Sukabumi Butuh Uluran Tangan

Alvan Gumilar, Balita penderita gangguan jantung bersama sang ibu, Oom Ominah : Foto : Ragil

SUKABUMIUPDATE.com - Alvan Gumilang (2 tahun) anak kedua dari pasangan suami istri Sunarto (40 tahun) dengan Oom Ominah (35 tahun) warga Kampung Cikarae RT 13 RW 5 Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi menderita gangguan jantung.

Ominah, sang ibu, menyadari ada kelainan pada anaknya sejak Alvan berusia 1 bulan. "Dari umur satu bulan juga sudah ada kelainan, sudah ketahuan. Lahirannya waktu itu juga di RSUD Syamsudin, dan dirawat satu bulan, lalu dirawat lagi usia 4 bulan selama satu minggu di RSUD Sayamsudin. Selanjutnya dirujuk ke RS Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 2022," jelas Ominah kepada sukabumiupdate.com, Rabu (8/3/2023).

Ominah yang sehari-harinya hanya sebagai ibu rumah tangga tersebut mengaku bahwa dirinya sudah tiga kali membawa anaknya ke RS Harapan Kita, Jakarta, dengan berobat menggunakan BPJS PBI. Namun sampai saat ini belum ada tindakan.

"Mulai di rujuk ke RS Harapan Kita pada 27 Desember 2022. Seharusnya ada tindakan itu kemarin tanggal 6 Maret 2023, akan tetapi dari pihak RS Harapan Kita mengatakan kuota penuh. Padahal kita sudah datang di Jakarta dari tanggal 2 Maret 2023, dan sudah dapat antrian pertama," ungkap Ominah.

Baca Juga: Inilah Daftar Rekomendasi Tempat Indah Sukabumi Cocok untuk Munggahan 2023

Selanjutnya, menurut Ominah pihak RS Harapan Kita memberikan jadwal baru untuk penindakan Alvan. "Malah waktu itu harus balik lagi katanya nanti tanggal 27 November 2023, tapi dalam waktu menunggu tindakan juga harus kontrol setiap tiga bulan sekali ke Harapan Kita," bebernya.

Ominah berharap sekali anaknya segera mendapat tindakan medis, agar Alvan si buah hati segera sembuh dari gangguan jantung yang dideritanya selama ini. Namun Ominah harus berhadapan dengan birokrasi rumah sakit yang tidak diketahuinya.  

"Bahkan katanya, kalau mau cepat, harus pakai biaya sendiri atau umum, untuk pasang satu alat itu dengan biaya kisaran Rp 50 juta. Kami kalau mampu mungkin tidak menggunakan BPJS PBI," keluh Ominah dirumah panggungnya yang hanya berukuran sekira 7 x 6 meter tersebut .

Sunarto, sang ayah yang sehari-harinya berjualan kue klepon dan bubur sumsum keliling, mengungkapkan bahwa selama ini ia terus berjuang melakukan pengobatan untuk Alvan.

Baca Juga: Mangkrak, Diduga Nilai Proyek Jembatan Pamuruyan Sukabumi Terlalu Rendah

 "Saat ini juga satu bulan sekali, berobat ke RSUD Syamsudin, kalau tidak berobat, kondisinya ngedrop, dan cepat sakit," sambung Sunarto.

Kepala Desa Cijulang, Jalaludin membenarkan bahwa Alvan Gumilar adalah warganya, selama ini juga tidak lepas dari pantauan pihak desa. "Selama dia berobat, kami memfasilitasinya, baik masalah BPJS PBI, ataupun kendaraan ambulan desa, untuk membawa ke RSUD Syamsudin, dan ke RS Harapan Kita Jakarta. Bahkan kami dan warga pernah melakukan donasi untuk membantu biaya perjalanannya," tutur Kades.

Untuk kedepannya, sambung Jalal jika mau berobat ke Jakarta lagi. "kami akan segera berkordinasi dengan keluarganya, bagaimana baiknya," kata Jalal.

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT