Sukabumi Update

Nyekar, Tradisi Warga Sukabumi Ziarah Kubur Sebelum Bulan Puasa

Suasana ziarah kubur di TPU Astana Gunung, Kampung Nyalindung, RT 02/04, Kelurahan Cicurug, Kabupaten Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Menjelang bulan suci ramadhan, ziarah kubur atau yang dikenal dengan nyekar, menjadi momentum untuk berkunjung ke makam orang tua atau keluarga yang sudah tiada. Sudah sekira 4 hari terkahir, TPU Astana Gunung, tepatnya di Kampung Nyalindung, RT 02/04, Kelurahan Cicurug, Kabupaten Sukabumi dipadati pengunjung untuk ziarah kubur, lantaran sudah menjadi tradisi.

Peziarah asal Nyomplong, Kecamatan Warungdoyong, Kota Sukabumi, Hj. Lia (65 tahun) mengatakan, sudah menjadi tradisi berziarah sebelum memasuki bulan suci ramadhan, lantaran Ia memiliki usaha rumah makan di luar daerah, sehingga tidak bisa dilakukan setiap hari.

"Jadi ini moment yang tepat, saya kan punya kesibukan lain kalau harus rutin berziarah. Pengennya sih tiap hari, tapi apa daya, jarak dari rumah ke TPU sini kan lumayan. Sebelumnya saya hanya bisa mendo'akan, jadi apa salahnya sesekali berkunjung," ujarnya kepada sukabumiupdste.com, Selasa (21/03/2023). 

Selain itu, kata Lia, momen berziarah kubur setelah Lebaran, rutin dilakukan. "Biasanya sehari sampai dengan seminggu setelah lebaran, tradisinya nyekar" ungkapnya.

Senada dengan Lia, warga setempat, Fera (43 tahun) menuturkan, sudah biasa berkunjung ke TPU Astana Gunung sebelum munggahan, lantaran kata Fera, mengikuti anjuran orang tua terdahulu yang sudah menjadi tradisi.

"Kalau kata orang dulu biar ngajemput, biar bisa puasa bareng di rumah. Wallahualam, kata orang tua dulu sih begitu," kata dia.

Sementara itu, warga Kaum, Cicurug Rahmat (38 tahun) menyatakan, bukan suatu kewajiban untuk ziarah sebelum bulan suci Ramadhan. Namun lebih kepada berkunjung pada makam orang tua, untuk mendapatkan keberkahan. Dan kebetulan tengah libur bekerja.

"Biasa sebelum puasa kan suka ada jatah libur, jadi udah kaya tradisi. Tapi kembali ke orangnya masing-masing, lebih ke mengingat orang tua yang sudah tiada aja. Terlebih ziarah sebelum bulan puasa, berharap kita mendapatkan keberkahan, itu aja sih sebenarnya," terangnya.

Menurut Rahmat, dirinya bisa kembali berjumpa dengan bulan suci ramadhan, lantaran berkat peran orang tua.

"Kalau gak ada orang tua, gak mungkin ada kita, jadi mengenang jasanya aja. Kita juga kan bakal dikubur, mudah mudahan anak kita nanti ingat. Tentunya moment ziarah yang tepat ini, sambil mengajarkan juga ke anak kita, untuk berziarah ke makam orang tua yang sudah tiada," pungkasnya.

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT