Sukabumi Update

Ada Sejak Zaman Belanda, Jembatan di Lengkong Sukabumi Bikin Warga Waswas Melintas

Kondisi jembatan bambu penghubung Desa Neglasari Kecamatan Lengkong, dengan Desa Bantarpanjang Kecamatan Jampangtengah | Foto : Ragil

SUKABUMIUPDATE.com- Warga Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, dan warga Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, berharap adanya perbaikan jembatan bambu yang menghubungkan kedua desa tersebut.

Jembatan bambu yang sudah lapuk dengan panjang sekitar 50 meter, berada di Kampung Babakan Bantarsari RT 026/007 Desa Neglasari, dan Kampung Bantarpanjang Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah.

"Jembatan bambu tersebut, sudah lama menjadi andalan kedua warga desa. Dan sudah beberapa kali diperbaiki oleh warga, secara gotong royong, bersama pihak Pemdes Neglasari," kata warga Neglasari, Dede Saepul (35 tahun) akrab disapa Afrackz kepada Sukabumiupdate.com, Minggu (26/3/2023).

Jembatan yang membentang diatas Sungai Cikaso, merupakan jalan alternatif warga untuk lebih mempermudah akses, ucap Dede jembatan itu menjadi andalan utama kedua warga kampung.

Baca Juga: Viral Video Sekum MUI Sukabumi di Twiter, Disebut Miliki Senjata Api dan Mau Makar

"Akses warga yang ke kebun, sawah, sekolah, termasuk aktivitas ekonomi. Anak sekolah yang dari Kampung Babakan Bantarsari, sekolahnya ke Paud, dan ke SDN Bantarpanjang Desa Bantarpanjang," jelasnya.

Selanjutnya kata Dede, kondisi jembatan saat ini memang sudah menghawatirkan, sudah reyot, lapuk, dan kalau dilintasi bergoyang. Bahkan kalau terjadi hujan dengan intensitas tinggi, sehingga air sungai meluap, warga tidak berani melintasi jembatan itu.

Tugu jembatan yang dibangun pada masa Belanda masih berdiri kokoh | Foto : Ragil GilangTugu jembatan yang dibangun pada masa Belanda masih berdiri kokoh | Foto : Ragil Gilang

"Aktivitas warga sering terhambat, karena luapan air Sungai Cikaso, membuat jembatan bergoyang," terangnya.

Awalnya jembatan tersebut adalah jembatan gantung dengan material besi dan kawat, kata Dede sekitar 4 atau 5 tahun kebelakang terbawa arus sungai, sehingga jembatannya hilang, tinggal tersisa kawatnya, aktivitas warga saat itu lumpuh. Maka dibangunlah oleh masyarakat, yang digerakan bersama Kadus, RT, serta pemuda, bergotong royong, berupa jembatan bambu dan kayu, dengan kawat yang masih tersisa.

Baca Juga: Mati Suri 30 Menit, Ibu Muda di Baros Sukabumi Cerita Amalnya Hilang Gegara Ghibah

"Bahkan Pemdes Neglasari, pernah mengajukan pembangunan jembatan ke pihak PT Clariant Adsorbents Indonesia," imbuh Dede

PT Clariant Adsorbents Indonesia, lanjut Dede merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi bentonit, di Kampung Cimapag Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, agar dibikin jembatan yang layak, akan tetapi sampai saat ini belum ada informasi terkait pembangunannya kapan akan dilaksanakan.

Bahkan, sebut Dede Pemdes Neglasari, bersama werga pernah membangun membuat tanggul ditengahnya supaya tidak terlalu goyang kalau dilintasi, tepat dibawahnya ada pondasi penyeimbang yang lumayan tinggi.

"Ini jembatan sejarah, peninggalan kolonial Belanda, tugu sama tiangnya yang masih kokoh," imbuh Dede.

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT