Sukabumi Update

Ritual Bakar Kemenyan dan Mitos Penunggu Saat Pencarian Korban Tenggelam di Sukabumi

Dua orang pria berdoa dan membakar kemenyan disaat melakukan pencarian korban tenggelam di Pantai Karang Panganten, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. (Sumber : Ragil Gilang)

SUKABUMIUPDATE.com - Mitos adanya penunggu pantai Selatan Sukabumi masih begitu kuat melekat di masyarakat. Hal tersebut terlihat disaat terjadinya orang yang tenggelam di laut, maka warga akan melakukan ritual yang khas dengan membakar kemenyan.

Seperti yang dilakukan di tengan pencarian dua orang anak terseret ombak di Pantai Karang Panganten, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, akhir April 2023 lalu.

Kemenyan tersebut dibakar diatas serabut kelapa, kayu atau ranting pepohonan kering. Tak sekedar membakar kemenyan, nampak dua orang tua yang merupakan sesepuh berdoa di bawah pohon pandan laut.

Baca Juga: Resep Bu Siti Punya 2 Suami Muda, Rutin Mandi Kembang Setiap Malam Jumat

Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Ciracap Dadang Priatna menyatakan ritual tersebut bertujuan untuk mempermudah pencarian korban. Menurut dia, ritual itu tak hanya dilakukan kepada korban tenggelam di laut, tapi juga tenggelam di sungai.

"Hal ini seringkali dilakukan oleh warga dalam pencarian korban baik tenggelam di laut, maupun di sungai," kata Dadang kepada sukabumiupdate.com, Senin (29/5/2023).

Menurut Dadang, ritual tak hanya di lokasi, karena ada juga yang dilakukan di rumah korban. Apabila setelah ritual, sesepuh menyuruh kepada warga atau keluarga korban untuk membakar kemenyan di lokasi.

Baca Juga: Begini Cara Bu Siti Berbagi Jatah dengan 2 Suami Mudanya, Tetap Harmonis

"Sepengetahuan saya, mereka [sesepuh] hanya memberitahukan kemunculan, hari atau jam, juga lokasi munculnya korban," jelasnya.

Dadang mengungkapkan dalam penerawangan, sesepuh sering mengatakan bahwa korban tenggelam yang biasanya anak-anak, laki-laki bujangan atau perempuan remaja yang belum menikah masih dalam pelukan penghuni atau penunggu.

Penunggu, kata Dadang, belum melepaskan korban karena masih rindu. Sesepuh juga mengungkapkan kalau kejadian kecelakaan di pantai atau sungai karena penghuni atau penunggu merasa terganggu dengan kehadiran pengunjung di lokasi itu.

"Kegiatan ritual tersebut sama sekali tidak mengganggu dalam pencarian korban, malah bisa dijadikan petunjuk untuk menempatkan para petugas ke arah yang disebutkan. Pada hakekatnya ritual tersebut meminta petunjuk pada Allah SWT, penguasa alam, agar korban segera ditemukan dan dipermudah dalam operasi pencarian," pungkasnya.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERKAIT