Sukabumi Update

Cerita Penampakan Macan Tutul Jawa di Perbukitan Kebonmanggu Sukabumi

Cerita penampakan Macan Tutul Jawa | Ilustrasi by pixabay

SUKABUMIUPDATE.com - Macan Tutul Jawa merupakan satwa liar yang keberadaannya sudah terancam punah. Baru-baru ini warga Desa Kebonmanggu Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi digegerkan dengan sosok hewan buas tersebut yang menampakkan dirinya kepada para pemburu.

Diketahui, lokasi kemunculan macan tersebut tak terlalu jauh dari pemukiman warga, tepatnya sekira 8 kilo meter berada di Gunung Kopi yang merupakan kawasan perkebunan milik warga.

Kemunculan sosok macan itu diyakini warga karena di kawasan pegunungan itu masih banyak terdapat babi hutan yang merupakan mangsa utama macan tutul jawa.

Disampaikan Tahlan S Abdul Toyib (53 tahun) warga setempat mengatakan bahwa seringkali dirinya mendapat kabar dari warga yang melihat keberadaan sosok hewan buas itu di kawasan gunung kopi tersebut. Terakhir pada 6 bulan lalu yang dikabarkan oleh pemburu babi hutan.

"Itu 6 bulan ke belakang pas malam hari, daerah sekitar 8 km. Kebetulan orang sini ada pemburu babi hutan, benar itu macan karena bisa terdeteksi sama pemburu. Kalau pemburu itu bisa membedakan antara pantulan lampu yang warnanya merah itu pasti macan dan pantulan lampu berwarna putih itu babi," ujar Tahlan kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (6/6/2023).

Baca Juga: 7 Cerita Mistik Gunung Sunda Sukabumi, Benda Pusaka hingga Pesantren Gaib

Lebih lanjut, berdasarkan keterangan dari para pemburu itu, Tahlan menyampaikan para pemburu itu melihat sosok hewan buas itu ketika sedang memburu babi hutan.

"Macan itu lagi nyari makan, nangkap babi kayanya, karna yang terdeteksi itu ada lampu pantulan babi sama macan," kata dia.

Menurutnya, kemunculan hewan buas itu sudah biasa terjadi, masyarakat sekitar pun tidak menghiraukan kemunculan hewan buas tersebut, karena tidak pernah menganggu bahkan membantu masyarakat untuk mengontrol populasi hama babi yang sering merusak perkebunan milik warga.

"Nggak terganggu karena keseringan penunggu-penunggu (macan) yang di ladang itu bilang munculnua itu malam. Sering itu, warga sudah bisa hidup berdampingan karna nggak muncul waktu siang," jelas dia.

"Cuma babi yg ngerusak ladang. Makanya di sini ada pemburu babi, semua tanaman singkong habis semua. Masih berkeliaran di sana, ke bawah, jadi ke perkampunhan babinya," tambah dia.

Sementara itu, Plt Kepala Resort Konservasi Wilayah VIII Sukabumi BKSDA Jabar Isep Mukti mengatakan, laporan penemuan satwa yang dilindungi di Desa Kebonmanggu itu belum ia terima.

Baca Juga: Sempat Viral, Kondisi Wisata Alam Karang Para Sukabumi Kini Memprihatinkan

"Belum ada informasi (laporan keberadaan macan). Untuk perbatasan dengan Cicantayan iya, tapi belum bisa dibuktikan dengan hasil foto-foto," kata Isep kepada sukabumiupdate.com
Selasa (6/6/2023).

Menurutnya, kemunculan macan di Gunung Kopi tersebut harus dipastikan terlebih dahulu, pasalnya kemunculan hewan buas itu jauh dari habitat aslinya yang berada di TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) atau TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak).

"Secara real, kalaupun lihat, karena macan habitatnya di hutan. Kawasan taman nasional baik TNGGP atau TNGHS itu sangat jauh. Hutan perhutani, tidak ada daerah tersebut, apalagi hutan KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) sangat jauh," ujarnya.

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT