Sukabumi Update

Singgung Tol Bocimi, Proyek Bukit Algoritma Sukabumi Mangkrak akibat Akses Jalan

Cikidang Resort, salah satu titik pembangunan Bukit Algoritma di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Foto ini diambil pada Rabu, 7 Juni 2023. Tempat ini juga menjadi lokasi groundreaking pada 9 Juni 2021. (Sumber : SU/Ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com - Kabar terbaru datang dari Proyek Bukit Algoritma Sukabumi yang kini tengah menjadi sorotan karena hampir dua tahun ini kondisinya mangkrak.

Pembangunan proyek yang berlokasi di kawasan Cikidang Resort, Kabupaten Sukabumi tersebut dikabarkan menghadapi kendala infrastruktur berupa akses jalan dan para pengembangnya sedang menunggu kelanjutan operasional Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Tol Bocimi) Seksi 2.

Hal itu disampaikan Ketua Pelaksana Kerja Sama Operasional (KSO) Bukit Algoritma, Budiman Sudjatmiko saat bertemu dengan manajemen PT Bintang Raya Lokalestari (BRL), perusahaan swasta yang menjadi salah satu inisiator (selain PT Kiniku Nusa Kreasi) sekaligus penyedia lahan untuk pembangunan Bukit Algoritma di lokasi tersebut.

Iwan, Karyawan PT BRL, yang juga warga sekitar mengatakan kehadiran Budiman Sudjatmiko saat itu untuk memberikan klarifikasi terkait kelanjutan nasib proyek Bukit Algoritma.

Baca Juga: Part II: Dua Tahun 37 Orang Tewas di Laut Sukabumi, Membongkar 30 Menit Kritis Korban

"Pak Budiman kebetulan hadir di sini (kawasan Bukit Algoritma) pada hari Jumat, 2 Juni 2023 kemarin, untuk ketemu sama pimpinan, yang mana ada kaitan dengan proyek Bukit Algoritma,“ kata Iwan kepada sukabumiupdate.com, Kamis (8/6/2023).

Dalam pertemuan tersebut, kata Iwan, Budiman Sudjatmiko mengungkapkan kendala infrastruktur berupa akses jalan yang belum memadai menjadi hambatan utama dalam merealisasikan proyek Bukit Algoritma.

"Yang jadi kendala infrastruktur, yang tol Bocimi seksi 2, itu kan yang janjinya kemarin Lebaran buka permanen, ternyata belum. Sekarang dengar kabar-kabar lagi, di bulan Juli baru buka permanen tol," ungkapnya.

Ia menyebut, Tol Bocimi dianggap akan menjadi solusi yang signifikan untuk mengatasi kendala infrastruktur yang dihadapi oleh Bukit Algoritma. Dengan beroperasionalnya jalan tol tersebut, diharapkan akses ke lokasi proyek menjadi lebih baik, sehingga pembangunan fisik dapat segera dimulai.

"Sukabumi Utara itu kan macetnya udah dikenal, kalau melalui tol itu cuman memakan waktu 2 jam, hanya sekarang kendalanya dibutuhkan di insfrastruktur, mudah-mudahan lah tidak ada kendala lagi tidak ada halangan lagi, Juli tol buka apa secara permanen," kata Iwan.

Sehingga harapan warga terkait operasional Tol Bocimi semakin berkobar di wilayah Cikidang. Lantaran, masyarakat setempat yakin bahwa pembangunan dan pengoperasian tol ini akan membawa titik terang bagi rencana pembangunan Bukit Algoritma.

"Jadi pada intinya sekarang kita saling berdoa saja mudah-mudahan Juli ini tidak mangkrak lagi itu tol. Jadi Juli buka secara permanen, dan kemungkinan ya ada titik yang lebih terang lagi lah. Itulah salah satunya itu dampak ekonominya yang kita harapkan, jadi salah satu tujuan pemerintahan itu, sementara kita masih kendala di tol, mudah mudahan di Juli ini operasional, jadi tol itu buka secara permanen," paparnya.

Ia menyatakan, warga menyambut baik pembangunan Bukit Algoritma, sebab, mereka menyadari potensi besar yang dimilikinya. Bukit Algoritma akan menjadi kawasan ekonomi khusus dan dianggap sebagai langkah maju yang akan meningkatkan daya saing daerahnya dalam era digital.

"Mudah-mudahan lekas dibangun, karena mungkin adanya program ini akan membantu, terutama khusus masyarakat di sini dari sisi ekonomi, karena kita selaku warga juga sangat berharap perubahan untuk desa-desa kami," ungkapnya.

Menurut Iwan, pembangunan Bukit Algoritma di wilayah Cikidang tidak hanya mendapat dukungan dari masyarakat setempat, tetapi juga menarik perhatian dan harapan dari masyarakat di luar daerah.

Alasan di balik harapan ini adalah keyakinan bahwa pembangunan Bukit Algoritma akan membawa perubahan lingkungan yang lebih baik dan memberikan dampak positif yang luas.

"Wacana ini dari tahun 2018, kalau gak ada covid itu rencana tahun 2019, tapi saya sih optimis aja, sesuai misi Presiden, Indonesia emas di tahun 2045. Hanya waktunya aja, walaupun kita gak nyampe di usia itu, kemungkinan anak cucu bisa menikmatinya. Karena bukan hanya warga masyarakat di sini saja, mungkin luar dari sini juga sangat berharap ada perubahan untuk lingkungan di sini," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, nasib proyek Bukit Algoritma di Kabupaten Sukabumi masih terus dipertanyakan. Memasuki tahun keduanya sejak groundreaking pada 9 Juni 2021, belum terlihat adanya pembangunan fisik di lahan seluas 888 hektare yang meliputi tiga desa di Kecamatan Cikidang dan satu desa di Kecamatan Cibadak.

Bukit Algoritma rencananya akan dibangun di tanah yang masuk tiga desa di Kecamatan Cikidang: Cicareuh, Pangkalan, dan Tamansari. Sementara satu desa di Kecamatan Cibadak yakni Desa Neglasari. Proyek ini terbagi tiga tahap dengan masa pengerjaan tiga tahun tahap pertama, tiga tahun tahap kedua, dan empat tahun tahap ketiga.

Namun, Kepala Desa Pangakalan Usep Saepulrohman mengatakan belum ada pembangunan apa pun terkait Bukit Algoritma, khususnya di wilayah Desa Pangakalan, Kecamatan Cikidang. Usep mengaku sudah tidak terlalu berharap dan menduga pembangunan industri dan teknologi 4.0 serta sumber daya manusia ini hanya wacana.

Untuk informasi Bukit Algoritma sampai saat ini belum ada kabarnya. Belum ada pembangunan apa pun. Dari groundreaking dulu, belum ada aksi apa-apa sama sekali. Tidak terlalu berharap. Kayaknya hanya wacana. Sudah hampir terlupakan. Tidak optimis lagi," kata dia kepada sukabumiupdate.com pada Senin, 22 Mei 2023.

Hal senada disampaikan salah satu kepala desa lain di Kecamatan Cikidang. Dia mengatakan hingga saat ini belum ada aktivitas apa pun terkait pembangunan Bukit Algoritma di desanya. Dia juga mengaku tidak mengetahui banyak hal tentang keberlanjutan proyek yang disebut akan seperti Silicon Valley di Amerika Serikat tersebut.

"Sampai hari ini belum ada aktivitas apa pun. Kalau masalah itu (keberlanjutan proyek) tidak tahu karena saya kurang memerhatikan," ujarnya yang tak ingin disebutkan namanya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Kerja Sama Operasional (KSO) Bukit Algoritma, Budiman Sudjatmiko menuturkan, sebenarnya pengerjaan proyek di Bukit Algoritma saat ini masih berjalan, yaitu berupa renovasi gedung eksisting.

"Masih fokus ke renovasi kecil-kecilan dulu. Khususnya gedung yang sudah ada. Insya Allah setelah Agustus (2023) akan fokus ke perbaikan jalan," ujar dia.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT