Sukabumi Update

Dua Tahun Bukit Algoritma Sukabumi, Budiman Sebut Pertemuan dengan Investor Eropa

Cikidang Resort, salah satu titik pembangunan Bukit Algoritma di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Foto ini diambil pada Rabu, 7 Juni 2023. Tempat ini menjadi lokasi groundreaking pada 9 Juni 2021. | Foto: SU/Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Tepat Jumat, 9 Juni 2023, proyek Bukit Algoritma sudah berjalan dua tahun, dihitung sejak groundbreaking pada 9 Juni 2021. Pengembangan industri dan teknologi 4.0 serta sumber daya manusia seperti Silicon Valley di Amerika Serikat ini sempat menjelma menjadi harapan baru masyarakat, sebelum akhirnya dinilai setengah gagal. Ini tak lain karena pada masa pengerjaan tahap pertama selama tiga tahun, belum terlihat jelas progres proyek yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi tersebut.

Anggapan itu diperkuat ketika redaksi sukabumiupdate.com mendatangi lokasi proyek Bukit Algoritma di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Rabu, 7 Juni 2023. Tidak tampak ada pengerjaan apa pun, melainkan hanya pemeliharaan bangunan-bangunan lama. Temuan ini senada dengan pernyataan beberapa kepala desa setempat yang sebelumnya mengatakan belum ada pembangunan terkait Bukit Algoritma. Alhasil, tudingan mangkrak mengemuka dan menjadi topik utama warganet beberapa waktu lalu.

Meski begitu, Ketua Pelaksana Kerja Sama Operasional (KSO) Bukit Algoritma Budiman Sudjatmiko mengatakan proyek ini tetap berjalan. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut mengungkapkan saat ini pengerjaan masih berfokus pada renovasi, khususnya gedung-gedung yang sudah ada. Kabar terbaru soal investasi yang masuk ke proyek di Kecamatan Cikidang dan Cibadak ini juga disampaikan Budiman. Dia mengatakan timnya akan bertemu investor dari Eropa Barat pada Jumat ini.

"Tim dari Bukit Algoritma bertemu dengan investor Eropa Barat hari ini di Jakarta. Kami akan mengirim tim Bukit Algoritma minggu depan ke Eropa," kata Budiman kepada sukabumiupdate.com lewat pesan WhatsApp pada Jumat, 9 Juni 2023.

Ditanya berapa nilai investasi yang datang dari negara-negara Eropa Barat itu, Budiman tak mengungkapkan secara detail dan hanya mengatakan sedang disesuaikan tahapannya. "Sedang kita sesuaikan pentahapannya karena sedang restrukturisasi lagi," imbuh dia.

Baca Juga: Nasib Bukit Algoritma di Sukabumi, Kades: Kayaknya Hanya Wacana, Hampir Terlupakan

Baca Juga: PART I: Kecelakaan Laut dan Nasib Status UNESCO Global Geopark Ciletuh Sukabumi

Proyek Bukit Algoritma sendiri akan dibangun di lahan seluas 888 hektare yang mencakup tiga desa di Kecamatan Cikidang: Cicareuh, Pangkalan, dan Tamansari. Sementara satu desa di Kecamatan Cibadak adalah Desa Neglasari. Proyek ini terbagi tiga tahap dengan masa pengerjaan tiga tahun tahap pertama, tiga tahun tahap kedua, dan empat tahun tahap ketiga. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Amarta Karya (PT AMKA) dipilih menjadi kontraktor utama untuk pengerjaan tahap pertama Bukit Algoritma.

Bukit Algoritma adalah proyek yang digagas PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari. Keduanya membuat perusahaan Kerja Sama Operasional (KSO) bernama PT Kiniku Bintang Raya, di mana ketua pelaksananya adalah Budiman Sudjatmiko yang juga Komisaris PT Perkebunan Nusantara V.

Adapun lahan 888 hektare itu adalah milik PT Bintang Raya Lokalestari. Dalam laporan Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tahun 2018, perusahaan ini tercatat mengusulkan tanah tersebut menjadi KEK Sukabumi dengan kegiatan utamanya: pariwisata, fusi sains, dan teknologi.

Saat peletakan batu pertama pada 9 Juni 2021, Budiman menginformasikan perkembangan investasi yang masuk ke Bukit Algoritma. Dia menyebut ada investor dari beberapa negara Asia yang menanamkan modalnya untuk pengembangan riset sensor pencari ikan bagi nelayan di Indonesia senilai Rp 1,7 triliun.

Angka itu menambah nilai investasi yang sebelumnya telah lebih dulu masuk yakni Rp 18 triliun dari Kanada untuk pembangunan klaster fase pertama yang digarap PT AMKA berupa pembangunan infrastruktur. Kemudian ada pula investasi ekosistem energi terbarukan yang berasal dari Jerman sebesar Rp 1,4 triliun.

Tol Bocimi dan Mangkraknya Bukit Algoritma

Pembangunan Bukit Algroitma menghadapi kendala infrastruktur berupa akses jalan dan para pengembangnya sedang menunggu kelanjutan operasional Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Tol Bocimi) Seksi 2. Keterangan ini diungkapkan Iwan, karyawan PT Bintang Raya Lokalestari yang mendapatkan penjelasan dari Budiman Sudjatmiko.

Iwan menyebut Budiman datang ke Kecamatan Cikidang pada 2 Juni 2023 untuk menemui pimpinan PT Bintang Raya Lokalestari dan membahas Bukit Algoritma.

Baca Juga: Singgung Tol Bocimi, Proyek Bukit Algoritma Sukabumi Mangkrak akibat Akses Jalan

Dalam pertemuan itu, kata Iwan, Budiman mengungkapkan kendala infrastruktur berupa akses jalan yang belum memadai menjadi hambatan utama dalam merealisasikan proyek Bukit Algoritma. "Yang jadi kendala infrastruktur, Tol Bocimi Seksi 2. Itu kan yang janjinya kemarin lebaran buka permanen, ternyata belum. Sekarang dengar kabar-kabar lagi, Juli baru buka permanen tol," kata dia pada Rabu, 7 Juni 2023.

Iwan menyebut Tol Bocimi dianggap akan menjadi solusi signifikan untuk mengatasi kendala infrastruktur yang dihadapi Bukit Algoritma. Dengan beroperasionalnya tol tersebut, diharapkan akses ke lokasi proyek menjadi lebih baik sehingga pembangunan fisik dapat segera dimulai.

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT