Sukabumi Update

Bukan Lapdek atau Gedung Juang, Ini Titik Pertama Merah Putih Berkibar di Sukabumi

Upacara bendera 17 Agustus 2023 di Lapang Merdeka Kota Sukabumi (Sumber: Diskominfo Kota Sukabumi)

SUKABUMIUPDATE.com - Pekik merdeka membahana di seantero nusantara, menyambut pidato Soekarno Hatta pada 17 Agustus 1945. Merah putih pun kemudian berkibar di setiap sudut wilayah Republik Indonesia, sebagai bentuk kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa yang selama ratusan tahun dicengkeram penjajah.

Ternyata, pasca proklamasi tidak semua wilayah langsung ikut mengibarkan sang merah putih secara resmi. Di Sukabumi sendiri butuh waktu hingga 2 bulan, bagi para pejuang untuk mengibarkan bendera merah putih secara resmi pasca proklamasi kemerdekaan di pekikan bung Karno pada 17 Agustus 1945.

Cerita sejarah ini bermulai dari gema Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, yang disiarkan ke seluruh pelosok tanah air dan penjuru dunia oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Ini pemicu peristiwa perjuangan pergerakan rakyat di beberapa daerah di tanah air, termasuk di Sukabumi, baik kota maupun kabupaten.

Tujuan rakyat dan para pejuang satu, mengambil kekuasaan penuh dari tangan penjajah, dimana saat itu masih banyak serdadu Jepang bercokol di Nusantara. Di Sukabumi, peristiwa penting pasca 17 Agustus 1945 adalah mengambil alih gedung BPU (balai pertemuan umum yang seka­rang bernama Gedung Juang 45.

4 hari setelah proklamasi kemerdekaan RI, tepat 21 Agustus 1945 memastikan gedung megah BPU ini dikuasai oleh rakyat Indonesia. Modalnya rakyat dan pejuang Sukabumi saat itu hanya keberanian dan tekad yang kuat, walaupun hanya berbekal bambu runcing, golok dan Senjata api tua rampasan.

Ketiga benda ini kekinian menjadi ikon tugu yang dibangun kokoh di depan gedung juang 45, sebagai penanda bahwa aset peninggalan kompeni itu sudah dikuasai secara penuh oleh rakyat Indonesia.

Baca Juga: Sukabumi Jelang Proklamasi dan Bung Karno yang Dikira Dibuang ke Salabintana

Sejak 21 Agustus 1945, gadung BPU resmi menjadi markas pejuang RI. Mereka merencanakan apapun di lokasi ini, termasuk mengatur strategi perjuangan dalam upaya mem­pertahankan kemerdekaan RI dan menegakkan NKRI.

Catatan sejarah yang dimuat dalam portal resmi Pemkot Sukabumi dan ditulis oleh Endang Sumarsidi, menyebut 2 hari setelah gedung tersebut dikuasai rakyat Sukabumi, atau 6 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, tepatnya 23 Agustus 1945, terbentuklah BKR, KND, Laskar Rakyat, Barisan Banteng, Barisan Islam Indonesia, Hisbullah, Sabilillah, Pesindo, API, Kelompok Bekas Tahanan Digul dan lain-lain.

Seluruh elemen ini kemudian memusatkan kegiatan dan perencanaan di gedung BPU tersebut. Termasuk untuk salah satu rapat umum dan musyawarah para tokoh pejuang Sukabumi, seperti Dr. Abuhanifah, Mr. R. Syamsudin, Mr. Harun, Edeng Abdullah, R. Sukardi, Ajengan Sanusi, H. Atjun Basjuni, Emo Hardja, S. Walujo, Edi Sukardi, Suryana, Ali Basri dan yang lainnya, di gedung ini mengadakan rapat dan musyawarah.

Alun-alun depan masjid Agung Kota Sukabumi, lokasi pengibaran bendera merah putih pertama pasca proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945Alun-alun depan masjid Agung Kota Sukabumi, lokasi pengibaran bendera merah putih pertama pasca proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945

Mereka merencanakan untuk mengambil alih pemerin­tahan Sukabumi Si (Kota) dan Sukabumi Ken (Kabupaten) dari tangan Jepang. Gerakannya adalah pembebasan tahanan politik yang masih ditahan oleh Jepang, mengibarkan Bendera Merah Putih di seluruh jawatan dan instansi pemerintah serta di pelo­sok daerah Sukabumi, sekaligus mendesak Jepang, agar melaksanakan serah terima kekuasaan kepada bangsa Indonesia.

Gerakan tersebut ditetapkan pada hari Senin, tanggal 1 Oktober 1945, setelah Hari Raya Idul Fitri. Selain itu juga para pejuang membentuk Panitia Lima, yang terdiri atas Suryana dari BKR, Sukoyo dari Kepolisian, S. Waluyo dari KND, Abdurohim dari Alim Ulama dan Ali Basri dari Daerah Kecamatan Kecamatan, untuk memimpin gerakan seandainya delegasi ke Bogor gagal.

Sesuai hasil rapat dan musyawarah, pada Senin, 1 Oktober 1945, pukul 06.00 WIB, massa rakyat dan pejuang yang jumlahnya tidak kurang dari 10.000 orang berduyun-duyun memadati gedung BPU. Massa menyemut dari gedung BPU hingga ke pendopo Sukabumi untuk mendengar pengumuman dari delegasi dan menunggu komando Panitia Lima.

H. Atjun Basjuni saat itu menegaskan peralihan kekuasaan di tingkat Kota dan Kabupaten ditangguhkan karena mengalami sejumlah kegagalan. Maka Panitia Lima memerintahkan kepada para pejuang dan rakyat untuk melaksanakan gerakan tiga sasaran.

Para pe­juang dan rakyat langsung bergerak, pertama mengurung kantor Kempetai atau Polisi Tentara Jepang, yang lokasi saat ini digunakan oleh kantor Inspeksi Pajak dan Badan Pertanahan Kabupaten Sukabumi. Massa pejuang dan rakyat kemudian membebaskan para tahanan politik.

Saat itu Jepang tak berkutik langsung bertekuk lutut dan menyerahkan 9 orang tahanan politik. Seluruh senjata yang ada di kantor tersebut, dirampas oleh para pejuang RI.

Baca Juga: Lapang Merdeka Sukabumi: Hotel Victoria dan Pidato Kemerdekaan Bung Karno

Setelah membebaskan para tahanan politik dan merampas senjata. Gerakan selanjutnya adalah mengibarkan Bendera Merah Putih secara resmi untuk pertama kali pasca proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan.

Bukan di Gedung BPU atau gedung juang dan lapang merdeka. Sang Merah Putih dipancangkan dengan tiang tinggi oleh para pejuang untuk pertama kali di Alun-Alun depan Masjid Agung Sukabumi, dipimpin oleh Iskandar (salah satu pejuang).

Lokasi berkibarnya sang merah putih itu saat ini adalah gerbang atau tugu Bendera Merah Putih yang diapit oleh dua kendi. Ini adalah penanda bahwa di lokasi tersebut adalah tempat bersejarah yang mengisahkan perjuangan rakyat Sukabumi, merebut kemerdekaan RI.

Gerakan ketiga yaitu menduduk aset-aset yang dikuasai Jepang, mulai dari kantor Sukabumi Si dan Sukabumi Ken, instansi lainnya seperti Denki atau PLN, Kantor Telepon, Tambang Emas Cikotok, Osamu Dai 10360 Butai Jon Bun Kojo atau sekarang PT Barata.

Setelah kantor pemerintahan Sukabumi Si dan Sukabumi Ken diambil alih pejuang RI. Diputuskan Mr. Syamsudin sebagai Walikota Sukabumi pertama dan Mr. Harun sebagai Bupati Sukabumi pertama.

 

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERKAIT