Sukabumi Update

1 Hektare Kebun Serai Wangi di Sukabumi Terbakar, Diduga Akibat Buka Lahan

Damkar padamkan kebakaran lahan kebun serai wangi di Sukalarang Sukabumi, Senin (28/8/2023). (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam sehari terjadi tiga kali kebakaran di lahan kosong milik warga Kampung Cipamingkis, RT 45/10, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Senin (28/8/2023) sore. Penyebabnya diduga gara-gara pembukaan lahan baru dengan cara dibakar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun sukabumiupdate.com, kebakaran ini menghanguskan 1 hektare lahan yang ditanami tanaman serai wangi. Dua kejadian awal berhasil dipadamkan warga, sedangkan kejadian kebakaran ketiga yang terjadi sekitar pukul 16:35 WIB, berhasil dipadamkan oleh Pemadam Kebakaran setelah mendapatkan aduan warga.

"Jadi menurut laporan warga, tadi sebetulnya yang kami tanggulangi itu yang terakhir karena ada tiga kali kejadian (kebakaran). Karena api besar jadi masyarakat meminta kami untuk melakukan penanganan kebakaran," kata Ade Feri Danton Posko VI Sukaraja Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Sukabumi saat dikonfirmasi.

Baca Juga: Buka Lahan? Ratusan Hektare Tanah Pertanian di Ciemas Sukabumi Kebakaran

Berdasarkan informasi yang ia dapat dari Aparat Penegak Hukum setempat, Ade menyebut dua kebakaran yang terjadi sebelumnya diduga disebabkan akibat warga yang sengaja membakar lahan itu untuk membuka lahan baru.

"Nah untuk penyebab kebakaran, kebetulan ada dari pihak Polsek Sukalarang dan Koramil ke TKP, itu lebih mengarah sengaja dibakar cuman merembet. Membuka lahan baru yang kondisinya tandus, cuma apinya membesar jadi kebakaran," ujarnya.

"Awalnya kecil, cuma kan yang namanya lagi musim kemarau ditambah lagi belukar seperti itu kan rasanya ada api sekecil apapun jadi besar apalagi yang terbakar serai wangi itu mengandung minyak, yang jelas itu salah satu pemicu bertambah besarnya api," sambungnya.

Saat proses pemadaman, pihaknya mengaku mengalami kendala selama proses pemadaman. Bahkan petugas Damkar tidak menggunakan air untuk memadamkan kebakaran lahan itu.

"Kami tidak menggunakan penyemprotan dengan air tapi manual dengan ranting-ranting pohon dan seadanya saja, ada pasir, ada tanah. Karena antara titik api dengan unit kami jauh terhalang sungai yang sudah kering dan itu semi hutan," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, kondisi terkini api sudah berhasil dipadamkan. Pihaknya pun melakukan penyisiran untuk menghindari adanya bara-bara api yang dapat mengakibatkan kebakaran susulan.

Warga sekitar pun kemudian diimbau untuk tidak membakar lahan agar tak terjadi kejadian serupa.

"Yang namanya kemarau itu jangankan sumber api, ranting bergesekan bisa menimbulkan kebakaran kalau suhu panas," pungkasnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT