Sukabumi Update

Potret Rumah Reyot Milik Pasutri Lansia di Jampangtengah Sukabumi

Rumah reyot milik pasangan suami istri lanjut usia, Marhali (80 tahun) dan Iyah (73 tahun) warga Kampung Cisalopa Desa Bojongtipar Jampangtengah Sukabumi | Foto : Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Pasangan suami istri Lanjut Usia atau Lansia, Marhali (80 tahun) dan Iyah (73 tahun) warga Kampung Cisalopa RT 02/01 Desa Bojongtipar, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, menempati rumah panggung yang sudah lapuk dan reyot hingga ditopong bambu.

Rumah panggung ukuran 4 meter X 6 meter, dengan bahan material bilik bambu, tiang bambu serta kayu yang sudah lapuk, serta atap sudah mengalami bocor dan rusak.

"Kondisinya sudah sangat menghawatirkan. Hampir semua bahan materialnya sudah lapuk, bahkan atapnya bocor, dan dinding bilik sudah ditopang bambu," kata Makmur (68 tahun) menantu dari Marhali, tinggal di Kampung Puncak Urug Desa Neglasari Kecamatan Purabaya kepada sukabumiupdate.com, Senin 13/11/2023.

Baca Juga: Biaya Naik Haji 2024 Diusulkan Rp105 Juta Perjamaah

Kondisi rumah bapak Marhali, mulai mengalami kerusakan sejak 10 tahun yang lalu, ucap Makmur, itupun sempat beberapa kali direhab, atau diperbaiki sekemampuan.

"Untuk membangun kami tidak mampu. Bapak sendiri punya anak 2 orang, yang pertama perempuan yang menjadi istri , kedua laki laki, namun meninggal dunia," terangnya.

"Untuk kebutuhan sehari hari ditanggung oleh saya sendiri," ujarnya.

Kepala Desa Bojongtipar Heri Husen mengatakan bahwa rumah milik pak Marhali sudah diajukan untuk mendapatkan program Rutilahu, bahkan masuk prioritas, "Kami sudah mengajukannya baik ke Baznas, Dinsos, serta Perkim, namun belum juga dapat bantuan," ungkapnya.

"Bahkan dari Perkim, untuk tahun ini sudah keluar listnya, tapi Desa Bojongtipar tidak memperolehnya bantuan Rutilahu. Kami akan berkordinasi dengan Forkopimcam, untuk langkah selanjutnya," imbuhnya.

Baca Juga: 13 Atlet Taekwondo Sukabumi Raih Juara di Ajang KONI Cup Series 4 Indonesia

Kepala Dusun Citarik Wahyu menambahkan bahwa keluarga tersebut tidak lepas dari perhatian warga sekitar, bahkan pernah mau mengadakan rehab secara swadaya, namun menunggu keputusan dari keluarganya (anaknya), sebelum program Rutilahu keluar.

"Pak Marhali juga awalnya dapat program BPNT, namun kesininya selalu kosong, makanya dimasukan dalam penerima BLT Desa. Bahkan untuk penerangan pun dikasih sambungan listrik oleh pak RT," ungkapnya.

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT