Sukabumi Update

Menelusuri Petilasan Eyang Haji Surya Kate di Gunung Kate Cikembar Sukabumi

Batu Menhir di Petilasan Eyang Haji Surya Kate di puncak Gunung Kate Cikembar Sukabumi | Foto : Sy

SUKABUMIUPDATE.com - Warga Masyarakat Cikembar meyakini bahwa Gunung Kate memiliki keterkaitan dengan sejarah di masa lalu. Bukan tanpa alasan, keyakinan warga itu diperkuat dengan adanya sebuah batu Menhir yang berdiri di puncak Gunung Kate.

Batu menhir atau batu berdiri itu juga diyakini sebagai petilasan Mbah Kate atau Eyang Haji Surya Kate.

"Batu itu banyak dikunjungi wisatawan dari luar daerah, seperti Bogor, Jakarta, Bandung, bahkan dari daerah lainnya yang sengaja datang ke puncak Gunung Kate untuk berziarah," ujar Yusdini kepada sukabumiupdate.com, Jumat (24/11/2023).

Lantas siapakah Eyang Haji Surya Kate tersebut?

Yusdini mengungkapkan, dari beberapa cerita tokoh masyarakat, Eyang Haji Surya Kate atau Mbah Kate atau Jendral Kancil itu dipercaya sebagai keturunan dari Prabu Siliwangi yang berkaitan erat dengan Kampung Caringin di Cikembar dan Goa Kutamaneuh di Gunung Guruh.

Baca Juga: Forum Alumni GMNI Sampaikan Dukungan Kepada AMIN

Bahkan, kata Yusdini, Gunung Kate juga terhubung dengan Petilasan Prabu Jayabupati di Gunung Walat, Sanghyang Tapak di Tepian Cicatih, Gunung Geulis di Cikembar dan Gunung Papak di Kampung Mayak.

Itulah kemudian, sambung Yusdini, selain menjadi paru-paru alam di Cikembar, Gunung Kate juga memiliki sejarah leluhur kecamatan Cikembar yang harus dilestarikan.

"Oleh sebab itu aliansi masyarakat Cikembar bukan tanpa alasan meminta WIUP pertambangan di Gunung Kate harus dibatalkan," tegasnya.

Lebih jauh, Yusdini meminta pihak terkait untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait keberadaan menhir di Gunung Kate tersebut. Sebab areal kawasan Gunung Kate pun telah terdaftar sebagai Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) oleh Disbudpora Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga: Disebut Netizen Bukan Bayi Biasa, Sus Rini Kasih Tau Keseharian Rayyanza Cipung

Makanya, Aliansi Masyarakat Cikembar, tutur Yusdini, sangat menyayangkan kepada Dinas Kehutanan provinsi Jawa Barat dan Perhutani Kabupaten Sukabumi yang mengeluarkan rekomendasi ijin penggunaan lahan tersebut untuk dijadikan kegiatan tambang, tanpa melihat dampak yang akan terjadi ke lingkungan sekitar termasuk kepada objek tersebut.

"Aliansi berharap dinas kehutanan provinsi Jawa Barat meninjau ulang rekomendasi yang telah dikeluarkan tersebut sekaligus permohonan pembuatan kepada minerba atas peta WIUP yang telah diterbitkan dan mengembalikan areal kawasan hutan gunung Kate ke fungsi aslinya atau dijadikan sebagai hutan edukasi," pungkasnya.

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT