Sukabumi Update

BNPB Usulkan Relokasi Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cireunghas Sukabumi

Kepala BNPB beserta jajarannya didampingi forkopimda Kabupaten Sukabumi saat meninjau lokasi bencana pergerakan tanah di Cireunghas. (Sumber : BNPB)

SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB Letjen TNI Suharyanto meninjau langsung lokasi bencana pergerakan tanah di Desa Bencoy Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (7/12/2023).

Untuk menuju ke lokasi, dirinya beserta rombongan harus menggunakan sepeda motor dan dilanjutkan berjalan kaki, karena jalan yang dilalui tidak memungkinkan diakses menggunakan mobil.

Dilansir dari rilis resmi BNPB, di lokasi bencana terdapat lima rumah alami kerusakan berat hingga ringan yang membuat penghuninya mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman. Hingga kini masih terdapat 21 unit rumah warga yang terancam longsor akibat pergerakan tanah jika curah hujan tinggi terjadi lagi.

Selain berdampak pada rumah warga, pergerakan tanah juga sebabkan kerusakan pada areal persawahan seluas satu hektar dan satu unit bak penampungan air. salah satu jalan desa amblas kurang lebih 50 meter serta 40 meter saluran air bersih turut terdampak.

Baca Juga: BNPB dan Wabup Iyos Tinjau Lokasi Pergerakan Tanah di Cireunghas Sukabumi

Suharyanto mengatakan kedatangannya untuk melihat langsung dan memberikan bantuan berupa dana siap pakai sebesar 250 juta rupiah dan dukungan operasional berupa peralatan dan logistik penanganan darurat antara lain tenda pengungsi 3 unit, sembako 200 paket, dan velbed 100 unit.

“Saat darurat ini pemerintah pusat (BNPB) harus hadir berikan bantuan, kami membawa anggaran operasional, membawa logistik peralatan, paling tidak masyarakat yang terdampak secara langsung bisa segera teratasi. Jika masih diperlukan, silakan ditambah lagi,” kata Suharyanto.

Setelah meninjau lokasi, Suharyanto mengungkap kondisi lokasi yang secara pandangan mata dapat dibilang lokasi tersebut memungkinkan terjadi longsor kembali di kemudian hari.

“Penghujung tahun 2023 dan awal tahun 2024 bedasarkan prakiraan BMKG curah hujan sangat lebat. Kondisi lahan di atas (lokasi terdampak) jika kita pakai mata “telanjang” saja khawatir, jika hujan deras mungkin terjadi lagi,” ungkap Suharyanto.

“Tentu saja kita memerlukan meningkatkan kesiapan dan kesiapasiagaan agar tidak terjadi lagi,” tambahnya.

Relokasi Adalah Solusi

Suharyanto pada kesempatan tersebut juga memimpin rapat koordinasi dengan Wakil Bupati Sukabumi, Danrem dan Kapolres serta perwakilan Forkopimda se-Kabupaten Sukabumi, bertempat di Kantor Kecamatan Cireunghas.

Salah satu upaya yang paling ampuh untuk masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana antara lain relokasi ke tempat lebih aman. Suharyanto menyebutkan sudah ada permintaan relokasi yang disampaikan oleh Wakil Bupati dan BNPB akan menindaklanjutinya.

“Memang untuk masyarakat yang tinggal di daerah bahaya, solusinya adalah pelaksanaan relokasi,” ucap Suharyato.

Dirinya menjelaskan, relokasi dilakukan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.

“Relokasi silakan saja, relokasi dilakukan di seluruh penjuru Negara Kesatuan Republik Indonesia, tujuannya agar masyarakat yang tinggal di daerah bencana dan apalagi yang sudah terdampak bisa memulai hidup yang lebih baik,” tegasnya.

“Contoh masyarakat terdampak Erupsi Semeru, dilakukan relokasi ke tempat aman. Kejadian erupsi berikutnya terjadi lagi di tempat yang lama, semua warga yang direlokasi tidak terdampak lagi,” sambungnya.

Suharyanto berharap pemerintah daerah untuk segera melakukan upaya relokasi dengan dasar kajian pada lokasi terdampak dari pihak terkait dan menyediakan tempat relokasinya, BNPB akan terus mendukung upaya tersebut.

“Kajian geologi akan kita bantu koordinasi dengan Badan Geologi untuk melihat potensi pergerakan tanah maupun rekomendasi lainnya. Lahan relokasi disiapkan pemerintah daerah, BNPB yang akan bantu membangun rumahnya,” pungkasnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT