Sukabumi Update

Tawa Ceria Anak Korban Longsor Cibadak Saat Trauma Healing Polres Sukabumi

Tawa ceria merekah dari salah satu anak korban longsor di Cibadak Sukabumi saat dihibur Kapolsek Cibadak Kompol Ridwan Ishak. (Sumber : SU/Ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com - Pasca musibah tanah longsor di Kampung Cibatu Hilir RT. 001 RW. 011, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, upaya recovery psikis terhadap anak anak penyintas atau korban longsor intens dilakukan jajaran Polres Sukabumi, salah satunya lewat trauma healing. 

Pantauan sukabumiupdate.com, Kapolsek Cibadak, Kompol Ridwan Ishak, terlihat turun langsung menghibur anak-anak korban longsor di tenda pengungsian yang berada di Kampung Kebon Bolo, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (25/01/2024).

Selain itu, ada juga tim Polisi Wanita (Polwan) yang bergerak di dapur umum membantu pasokan konsumsi untuk para penyintas.

Dalam suasana yang sulit akibat bencana alam yang melanda, gelak tawa ceria anak-anak terdengar di tengah-tengah tenda.

Wakapolres Sukabumi Kompol Rizka Fadhila mengatakan, pihaknya bersama rekan-rekan polwan sudah memberikan trauma healing.

"Baik kepada warga terdampak dan khususnya kepada anak-anak kecil, supaya mereka bisa tetap ceria dan tidak berlarut kedukaannya," ujarnya.

Baca Juga: Soal Relokasi Korban Longsor di Cibadak, Pemkab Sukabumi Tunggu Hasil Kajian

Pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi samping dari pihak Pemerintah Daerah, yakni Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, untuk melakukan perawatan dan evakuasi secukupnya.

"Untuk yang pertama dari rekan-rekan sudah melihat bersama, kita memberikan aspek keamanan dalam arti bahwa lokasi terdampak juga ada beberapa rumah yang memang saat ini tidak ditinggali," katanya.

Karena masih dalam pemantauan dalam kondisi rawan, pihaknya dari kepolisian juga melakukan pengamanan supaya tidak terjadi adanya tindak pidana, seperti halnya tindak pencurian.

"Kita juga memberikan bantuan bahan makanan, sembako yang nanti secara terorganisir akan didistribusikan kepada orang-orang yang memang membutuhkan," tuturnya.

Di lokasi yang sama, petugas medis Puskesmas Sekarwangi, Ajat Munajat, yang menggelar pengecekan kesehatan terhadap para penyintas menyebut sebanyak 54 orang yang menjalani pemeriksaan kesehatan mayoritas mengeluhkan sakit lambung hingga maag akibat stres.

"Kita bersama dengan Dinas Kesehatan sudah melakukan asesmen untuk pemeriksaan kesehatan kaitan dengan dampak bencana longsor ini. Dari hari kemarin kita sudah ada 54 orang yang kita periksa dan semuanya mereka ada mengeluh penyakit lambung ya semacam penyakit maag dengan ISPA, atau infeksi saluran pernafasan atas saja," paparnya.

Baca Juga: Hasil Analisis Sementara PVMBG soal Penyebab Longsor di Cibadak Sukabumi

Ajat menuturkan, penyebab gejala tersebut diakibatkan berbagai kemungkinan. Faktor riwayat atau karena dampak musibah yang mereka alami sehingga mengakibatkan stres.

"Mungkin dari faktor salah satu memang punya riwayat sebelumnya dan mungkin ada faktor dari stres juga ya jadi larinya ke lambung. Selain itu ada juga yang batuk pilek sebelumnya sudah ada," terangnya.

"Mereka juga terkena faktor psikologis juga yang akan terganggu, hal ini larinya ke lambung juga begitu dan memang punya riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi," pungkasnya menambahkan.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 12 rumah di Kampung Cibatu Hilir, RT 01/11 tertimbun tanah longsor pada Rabu (24/1) pukul 06.30 WIB. Akibat bencana ini 15 kepala keluarga harus mengungsi dan 62 rumah yang berada di sekitar lokasi bencana terancam.

Sekretaris BPBD Kabupaten Sukabumi Yudistira menerangkan, berdasarkan hasil pengamatan sementara tim gabungan di lokasi, tanah longsor yang terjadi disebabkan oleh cuaca ekstrem serta adanya akumulasi endapan air di wilayah tersebut.

Tanah longsor susulan pun masih berpotensi terjadi, hal ini membuat BPBD mengevakuasi 75 KK lainnya yang terancam untuk berpindah ke tenda pengungsian mulai Kamis 25 Januari 2024.

“Untuk warga yang rumahnya rusak, terdata masih 12 rumah yang terdampak. Namun 62 rumah atau 75 KK atau 239 jiwa terancam longsor susulan, jadi mulai hari ini kita akan geser ke tenda pengungsian yang sudah disiapkan oleh BPBD. Seharusnya kemarin, tapi karena masih trauma mereka menginap di sekitar musala yang ada," ujar Yudistira dikutip dari laman BNPB.

Selain tenda pengungsian, Yudistira mengatakan, BPBD Kabupaten Sukabumi telah membuat dapur umum guna memenuhi kebutuhan makanan para warga. 

"Hari ini kita juga sudah siapkan dua dapur umum yang stand by untuk membagikan makanan dan satu dapur umum lagi dari dinsos," tambahnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT