Sukabumi Update

Kesaksian Tetangga Soal Kasus Pembacokan Bermotif Cinta Segitiga di Sukabumi

Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah korban di Kampung Leuwi Keris, Desa Ciambar, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Polsek Nagrak

SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa mengenaskan menimpa Ajun Junaedi (52 tahun) pria paruh baya warga Kampung Leuwi Keris, Desa/Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, diserang secara brutal oleh mantan kekasih istrinya berinisial M (40 tahun) menggunakan senjata tajam kapak patik di rumahnya pada Sabtu, 27 Januari 2024.

Dalam video yang beredar di WhatsApp, Ajun mengalami luka sadis pada belakang tubuhnya dan mengeluarkan banyak darah. Aksi pembacokan berlatar belakang cinta segitiga ini membuat istri Ajun, Ela (38 tahun), panik dan sempat mencari pertolongan.

Ajun kemudian dilarikan ke rumah sakit Sekarwangi Cibadak dan saat ini masih dalam kondisi kritis.

Warga yang sempat berada dilokasi kejadian bernama Sudrajat menceritakan bahwa D anak bungsu korban saat itu ingin menolong ayahnya, namun dilarang ibunya Ela, dengan alasan takut anaknya terluka.

"Sama ibunya ditarik, dengan alasan takut melukai D, pada akhirnya Ajun terkapar dengan bersimbah darah," ujar Sudrajat yang merupakan tetangga korban kepada sukabumiupdate.com, Selasa (30/1/2024).

Baca Juga: Masih Kritis, Kondisi Korban Pembacokan Bermotif Cinta Segitiga di Sukabumi

Menurut dia, Ajun dan Ela yang tadinya bercerai, baru saja rujuk 3-4 bulan lalu karena rencana pernikahan anak tertua mereka. Namun menurutnya, hubungan mereka kurang baik setelah rujuk.

"Pak Ajun orangnya baik, justru dia lebih memilih mempertahankan keluarga ketika istrinya meminta bercerai. Kabarnya setelah rujuk, hubungan keduanya kurang baik, makanya saat kejadian Ajun tidur di tengah rumah bersama anaknya paling kecil, D," paparnya.

Sudrajat menuturkan, Ajun jarang pulang ke rumah dan lebih sering menginap di rumah saudaranya yang berada di sekitar rumahnya. Terutama karena Ajun merupakan warga asli, sementara Ela adalah pendatang dari Desa Ginanjar, Kecamatan Nagrak.

"Makanya saya agak heran, ketika Ajun menginap di rumah, malah kejadian seperti itu," tuturnya.

Menurut Sudrajat, Ela dan Jujun memiliki warung kopi di sekitar lingkungan, tetapi setelah bercerai, warung tersebut kerap dihuni oleh Ela dan M (terduga pelaku).

"Makanya Ajun sempat menghancurkan warung itu, karena kerap digunakan mereka berdua. Diduga pelaku hanya bisa memeras uang Ela, karena tidak memiliki cukup uang," ungkapnya.

Sudrajat menyebut keseharian Ajun merupakan pekerja serabutan, terkadang berjualan opak atau mengojek. Ajun memiliki tiga anak, di mana anak pertama sudah menikah, anak kedua masih duduk di SMA, dan anak bungsu duduk di bangku SD.

Hingga berita ini tayang, pelaku pembacokan tersebut masih dalam pengejaran polisi.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT