Sukabumi Update

Kesaksian Nenek Bocah 7 Tahun asal Sukabumi yang Ditemukan Meninggal di Kebun Warga

Mimin menunjukkan foto cucunya yang hilang sebelum akhirnya ditemukan meninggal di Kadudampit Sukabumi. (Sumber : SU/Asep Awaludin)

SUKABUMIUPDATE.com - Nenek dari bocah 7 tahun berinisial MA yang ditemukan tak bernyawa di terasering kebun milik warga di Kadudampit Kabupaten Sukabumi, mengungkap kesaksiannya sebelum sang cucu menghilang.

Diketahui, MA tinggal bersama nenek dan kakeknya di Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi setelah kedua orang tuanya berpisah sejak ia berusia 2 tahun.

MA juga disebut sang nenek mengidap penyakit asma sejak usianya menginjak 3 tahun dan sering bolak balik ke rumah sakit.

Pada Sabtu 16 Maret 2024, MA dinyatakan hilang oleh keluarga. Bahkan, info kehilangan korban sempat disebarkan melalui media sosial Facebook.

Mimin (70 tahun), nenek dari almarhum MA, mengatakan, bahwa pada saat cucunya pamit untuk bermain keluar rumah, ia melihat ada perubahan dari perilaku cucunya tersebut.

"Teu biasana (tidak biasanya) cium tangan, kata ibu teh 'bau ah bau,' 'nggak da adek mah wangi. Panyawatna teh janten sok asma sareng alergi (penyakitnya asma dan alergi)," ujar Mimin kepada sukabumiupdate.com di rumah duka, Senin (18/3/2024).

Baca Juga: Hilang Seharian, Bocah 7 Tahun di Kadudampit Sukabumi Ditemukan Meninggal di Kebun Warga

Lebih lanjut Mimin mengaku tidak memiliki firasat apa-apa tentang cucunya yang tengah di luar rumah itu, namun dia mengaku sempat mencari MA sekira pukul 12.00 WIB atau selepas zuhur.

"Jam 10.00 siang ada yang lihat katanya. Habis zuhur saya cari. Biasanya main sama teman-temannya tapi hari itu dia sendiri. Dicari habis Zuhur nggak ada yang tahu," tuturnya.

Menurut Mimin, saat itu keluarga masih menunggu kepulangan MA. Namun hingga lepas salat tarawih, cucunya ternyata tak kunjung pulang dan keluarga memutuskan mencari bantuan para tetangga untuk mencarinya.

Ia menyebut, ada sekitar 40 warga yang mencari MA sejak saat itu hingga Minggu 17 Maret 2024 dini hari mendekati waktu sahur.

“Pas malam (MA) hilang itu hujan besar. Hampir 40 orang ikut nyari, udah keliling-keliling masih enggak ketemu, itu sampe jam 03.00 WIB pagi mau sahur masih nggak ketemu. Coba dicari lagi baru ketemu itu jam 05:30 Wib (Minggu) pagi di gawir, enggak jauh dari sini (rumah duka),” ucapnya.

Lokasi penemuan MA, lanjut Mimin, sudah dilewati beberapa kali oleh warga pada pencarian malam hari. Namun, saat itu tak terlihat jasad MA.

“Padahal semalem itu semua orang juga nyari di situ tapi nggak ada (jasad MA),” tambahnya

Mimin menyebut, cucunya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan posisi tidur menyamping, tangan kiri menopang kepala. Tak ada luka yang ditemukan di tubuh MA.

“Utuh nggak ada apa-apa, posisinya meringkuk,” jelas dia.

Setelah itu pihak keluarga kemudian memutuskan untuk langsung memakamkan MA di tempat pemakaman keluarga.

“Itu mah sudah takdirnya mungkin harus meninggal,” pungkasnya.

Petugas dan warga saat berada di TKP penemuan jasad MA bocah di Kadudampit Sukabumi yang sehari sebelumnya dikabarkan hilang usai pamit  pergi bermain.Petugas dan warga saat berada di TKP penemuan jasad MA bocah di Kadudampit Sukabumi yang sehari sebelumnya dikabarkan hilang usai pamit pergi bermain.

Sementara itu, Kapolsek Kadudampit Polres Sukabumi Kota Iptu Awan Kurniawan mengatakan, informasi mengenai penemuan mayat anak laki-laki itu didapat dari warga setempat.

"Setelah menerima laporan penemuan mayat anak laki-laki, kami langsung mendatangi TKP, amankan TKP, melaporkan ke polres untuk mendatangkan INAFIS dan korban sewaktu kami datang sudah dibawa dan berada di rumah korban," kata Awan.

Awan mengatakan, korban ditemukan tak bernyawa tergeletak di terasering kebun berkedalaman 2 meter. Adapun lokasi penemuan jasad korban berjarak sekitar 50 hingga 100 meter dari rumah korban.

Berdasarkan hasil visum luar dari tim INAFIS, lanjut Awan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Sehingga untuk memastikan penyebab kematian, Awan mengaku pihaknya sempat menawari keluarga korban untuk mengambil tindakan autopsi namun ditolak.

“Atas permintaan keluarga selanjutnya korban dibawa langsung ke rumahnya untuk dilakukan pemulasaraan, dan menolak dilakukan autopsi karena menganggap ini sudah takdir dan dibuatkan surat penolakan," jelasnya.

Dugaan sementara, kata Awan, korban meninggal dunia akibat sakit yang diderita korban. "Berdasarkan keterangan neneknya, bahwa korban sering sakit sakitan dan sering dibawa berobat ke dokter," ujar dia.

Kendati demikian, Awan menyebut pihaknya akan terus melakukan monitoring dan penyelidikan terkait kejadian ini. "Petugas juga masih standby di lapangan,” tandasnya.

Pantauan langsung sukabumiupdate.com di rumah duka pada Senin 18 Maret 2024 sekira pukul 15:00 Wib, suasana duka masih menyelimuti keluarga korban, nampak terlihat para tetangga yang berdatangan untuk melayat.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI