Sukabumi Update

Beredar Video Bocah Perang Sarung di Kutajaya Sukabumi, Kades Sebut Hanya Konten

Tangkapan layar video viral aksi sekelompok bocah perang sarung berujung gelut di Desa Kutajaya Cicurug Sukabumi. (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah video memperlihatkan sekelompok bocah terlibat dalam aksi perang sarung beredar di grup WhatsApp warga di wilayah Sukabumi Utara.

Dalam cuplikan video berdurasi 29 detik itu, para bocah itu tidak hanya terlihat perang sarung, namun juga berujung ke aksi baku hantam menggunakan tangan kosong. Terlihat juga sejumlah remaja atau orang yang lebih dewasa turut menyaksikan disertai gelak tawa dan merekam aksi itu.

Informasi yang dihimpun, lokasi aksi perang sarung ini terjadi di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Selasa, 19 Maret 2024.

Kepala Desa Kutajaya Udin Suherman membenarkan adanya aksi itu di wilayahnya. Namun ia menyebut, para bocah itu mengaku melakukannya hanya untuk konten.

Baca Juga: Anggota DPRD Sukabumi Badri Suhendi Soroti Maraknya Aksi Perang Sarung di Bulan Ramadhan

Menurut Udin, aksi itu terjadi sekira pukul 20.00 WIB, saat masyarakat masih melaksanakan salat tarawih.

"Munculnya videonya waktu saya pulang Tarawih sama Sekdes. Karena kita pulang tidak menggunakan jalan utama, melainkan ke jalan potong, jadi enggak ketahuan," kata Udin kepada sukabumiupdate.com, Rabu (20/3/2024).

Udin mengaku baru mengetahui adanya informasi aksi perang sarung di wilayahnya, setelah video itu beredar di grup WhatsApp. Ia bersama jajaran Linmas kemudian menuju lokasi kejadian dan menemukan para pelaku dalam video tersebut tengah tertawa-tawa.

Oleh karenanya, Udin menegaskan bahwa kejadian tersebut hanya sebatas becanda atau main-main belaka. Ia juga membantah dalam aksi itu terjadi tindakan berujung anarkis atau tawuran.

'Karena kami tidak diam, ketika mendengar ada perang sarung, kami antisipasi dan berkolaborasi dengan linmas. Bahkan sudah disampaikan ke camat, bahwa tindakan itu hanya sebatas konten saja," jelasnya.

Sepengetahuan Udin, tawuran berkedok perang sarung biasanya terjadi di tempat sepi. Sedangkan kejadian yang terjadi di Kampung Pereng itu berada di jalan raya atau tempat ramai.

"Mereka saling mengenal, masih sanak saudara semuanya bukan siapa-siapa lagi, masih ada hubungan keluarga," katanya.

Meski begitu, Udin juga menyadari pentingnya pembelajaran dari kejadian ini bagi masyarakat agar tidak membuat konten secara sembarangan yang sifatnya dapat meresahkan warga.

"Kami mohon kepada para stakeholder, kalau kita mau share ke grup WA dan sebagainya , tolong dikaji dulu jangan sembarangan dishare," tuturnya.

"Jadi menimbulkan keresahan ke warga, jangan sampai bahwa di Kutajaya terjadi salah satu tindakan yang anarkis, padahal kalau kita lebih kaji lagi, itu tidak ada," pungkasnya menambahkan.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT