Sukabumi Update

Tol Bocimi Longsor, Pak Ogah Jalur Alternatif di Parungkuda Sukabumi Kebanjiran Rezeki

Pak Ogah saat menjalankan tugas mengatur lalu lintas di Jalur Alternatif Warung Ceuri Parungkuda Sukabumi. (Sumber : SU/Ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com - Kondisi kemacetan arus lalu lintas yang yang kembali terjadi di Jalan Nasional Sukabumi-Bogor pasca Tol Bocimi Seksi 2 ditutup karena terjadi longsor di KM 64, ternyata dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mengais rejeki di momen arus mudik Lebaran 2024. Salah satunya menjadi 'Pak Ogah' di jalur alternatif Warung Ceuri, Desa Pondokkasolandeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.

Irwan (29 tahun) warga setempat mengaku, saat beroperasinya Tol Bocimi seksi 2, ia sempat berhenti menjadi 'Pak Ogah'. Namun semenjak adanya kejadian longsor, kondisi jalur alternatif kembali ramai dilintasi pengendara. Kondisi itu akhirnya membuat dirinya tergoda untuk kembali turun ke jalan.

"Sejak dulu, sekira dua tahun yang lalu juga sering jaga di sini. Sempat berhenti karena adanya tol Bocimi dan sepi yang lewat sini (alternatif). Sekarang dengan adanya longsor di Tol Bocimi, jalan alternatif ramai lagi," ujar Irwan kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (6/4/2024).

Menurut Irwan, saat ini sekitar ada 6 orang warga setempat yang membantu mengatur jalan alternatif agar kendaraan dari kedua arah tidak berpapasan.

"Membantu kelancaran buat arus mudik yang melalui jalan alternatif, karena banyak sekali yang lewat jalur alternatif, selain itu buat menopang ekonomi keluarga," katanya.

Baca Juga: Polisi Pastikan Tol Bocimi Seksi 2 Tak Bisa Dipakai Mudik Lebaran 2024

Selain itu, selama ia berprofesi sebagai 'Pak Ogah' Irwan dan beberapa rekan lainnya tidak pernah memaksa para pengemudi yang melintas untuk memberikan uang.

"Sifatnya enggak memaksa, kalau ada yang kasih uang saya ambil, kalau engga pun tidak masalah," tuturnya.

Irwan menambahkan, profesi dadakan yang digelutinya cukup menggiurkan. Dalam kurang dari sehari, mereka bisa mengumpulkan receh hingga Rp 300 ribu rupiah.

"Kita kan 6 orang, kalau lagi ramai satu orang bisa Rp 50 Ribu perhari, sepinya atau di hari biasa Rp 20 ribu. Mulai dari pagi sekira jam 8 sampai malam hari," jelasnya

Selain mengatur jalan, Irwan juga kembali ke tugas utama, yaitu mengontrol keamanan di sekitar lingkungan.

"Keseharian saya sedang tidak bekerja, tapi sebelumnya sempat kerja di pabrik," ucapnya.

Menurut Irwan, jalan alternatif Warung Ceuri ini hanya bisa dilalui mobil dan minibus saja. "Kalau di sini mobil pribadi dan minibus yang bisa melintas, selain itu enggak bisa karena jalannya sempit," pungkasnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT