Sukabumi Update

Makam Keramat Mbah Jayadirana Di Jampangkulon Sukabumi Ambrol: Ada Cerita Aneh

Kondisi Makam Keramat Mbah Jayadirana Di (TPU) di Kampung Panimbaan Desa Nagraksari, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah makam keramat di Tempat Pemakaman Umun (TPU) di Kampung Panimbaan Desa Nagraksari, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi mengalami ambrol akibat tumbangnya pohon Ras yang berdiri diatas makam.

Diketahui, makam keramat tersebut merupakan makam tua yang dikenal sebagai makam Mbah Jayadirana. Makam keramat tersebut banyak dikunjungi para peziarah dengan berbagai maksud dan tujuan.  

Wawan (62 tahun) warga Desa Mekarjaya Kecamatan Jampangkulon menyebut bahwa Mbah Jayadirana menurut cerita orang tua dulu merupakan seorang tetua keturunan kerajaan Majapahit. Wawan pun mengaku dirinya sempat mengalami hal aneh saat berziarah ke makam keramat tersebut. 

Menurut Wawan, pada tahun 1982 dulu, saat ia masih duduk di SLTA kelas 2 pernah dibawa oleh orang tua (bapak) ziarah ke makam Mbah Jayadirana, pada malam Jumat.

"Saat itu masuk ke areal makam pada pukul 22.00 WIB, dengan membawa batang ranting pepohonan sepanjang 20 - 25 sentimeter. Kemudian kami berdua menghadap makam (waktu itu belum dibangun dan masih ada pohon beringin dan pohon ras), kami memanjatkan doa sambil menancapkan batang pohon itu di tengah makam," kata Wawan menceritakan pengalamannya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (30/5/2024).

Baca Juga: 5 Makam Keramat di Cianjur yang Banyak Dikunjungi Peziarah

Baca Juga: Menengok Makam Ibu Hajah Boyong Telukjati Sukabumi, Pejuang Islam Di Pajampangan

"Kemudian, pada sekitar pukul 01.00 dini hari terjadi keanehan. Batang pohon yang tertancap di tengah makam dengan panjang 20 -25 sentimeter itu jadi memanjang, sehingga melewati kepala, selain itu muncul ular hitam dengan mata merah terang benderang di atas pohon beringin. Kejadian itu hingga sekitar pukul 03.00 WIB. Setelah selesai berdoa, lalu batang pohon itu dicabut, dan ternyata sebatang pohon itu berubah kembali seperti semula," tutur Wawan.

Sementara itu, Ketua RT Panimbaan, Ujang Sunarma (55 tahun) mengatakan pada saat dulu selagi masih ada pohon Beringin dan pohon Ras, makam keramat tersebut hanya berupa gundukan batu, mungkin sebagai tanda (makam) saja.

Kendati demikian, kata Ujang, sejak dulu makam keramat tersebut sudah banyak didatangi para ziarah dari berbagai daerah, Pajampangan, Sukabumi, bahkan Jabodetabek.

"Kalau pohon beringinnya sekitar 10 tahun yang lalu tumbang, karena sudah lapuk dimakan usia, lalu pohon ras tumbang sekitar 2 bulan yang lalu saat terjadi hujan disertai angin, sehingga akar akarnya keluar dari bangunan makam, membuat tembok makam pada retak, akhirnya ambrol," jelasnya.

"Makam dibangun pada tahun 2020 oleh para donatur, ukuran bangunan dan pagar 4 x 4 meter," tegas Ujang.

Kepala Desa Nagraksari, Nurman Saleh menambahkan bahwa sesepuh yang mengurus makam Mbah Jayadirana sudah merencanakan untuk perbaikan kembali makam yang ambrol tersebut.

"Kemarin sudah komunikasi untuk memperbaiki kembali makam itu. Ya itu makam Mbah Jayadirana, kesana banyak yang ziarah," imbuhnya.

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT