SUKABUMIUPDATE.com - Sejak beberapa tahun terakhir, setiap hujan deras banjir limpasan menjadi pemandangan rutin di Kota Sukabumi Jawa Barat. Topografi dan keberadaan 25 sungai yang melintasi wilayah dengan 7 kecamatan ini menjadi tantangan pemerintah daerah dalam membangun Kota Sukabumi di masa mendatang.
Berdasarkan dokumen RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) 2000 - 2029, berada di lereng selatan taman nasional Gunung Gede Pangrango, Kota Sukabumi adalah wilayah dengan tingkat kemiringan atau elevasi 0 - 2 persen hingga 2 - 15 persen. Di ketinggian 585 meter diatas permukaan laut, kota kecil ini berada di dataran tinggi dengan tingkat curah hujan rata-rata 26 mm (kemarau) hingga 395 mm (penghujan) setiap tahunnya.
Baca Juga: Musim Hujan di Sukabumi: 7 Langkah Aman Berkendara dan Bebas Banjir!
Kondisi geografis ini menjadi tantangan utama pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan termasuk di dalamnya mitigasi bencana. Akhir tahun 2024 saat curah hujan memasuki fase tertinggi, banjir limpasan, longsor, pohon tumbang menjadi bencana ‘rutin’ Kota Sukabumi.
Catatan redaksi sukabumiupdate, kejadian hujan deras di Kota Sukabumi Sabtu 9 November 2024, mengakibatkan sejumlah lokasi terdampak banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) merilis data sementara bencana terjadi di 17 titik.
Kejadian hujan, Rabu 20 November 2024, laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi hingga pukul 17.28 WIB, tercatat ada 9 titik terdampak hujan deras, diantaranya merupakan bencana banjir limpasan.
Evaluasi dan perencanaan aksi penanganan bencana dari kondisi curah hujan tinggi yang dilakukan pemda saat ini salah satunya adalah ‘merawat’ sungai-sungai yang melintasi Kota Sukabumi.
Baca Juga: Sempat Lumpuh gegara Longsor, Jalan Sukabumi-Sagaranten Kembali Bisa Dilalui
Bertajuk susur sungai untuk mitigasi bencana, program pengecekan menyeluruh kondisi seluruh sungai yang melintasi kota dilakukan oleh ratusan personel gabungan dari banyak elemen dan instansi, termasuk relawan.
Aksi yang melibatkan berbagai pihak mulai dari BPBD Kota Sukabumi, perwakilan PSDA Jawa Barat, DPUTR, relawan dari berbagai komunitas seperti PMI, DT Peduli, Pramuka Peduli, Baznas, dan lainnya.
Dipimpin Pj Sekda Kota Sukabumi, Hasan Asari aksi ini dimulai Senin 18 November 2024, tim susur sungai resmi dilepas dalam apel siaga bencana yang berlangsung di halaman Kantor Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi.
“Kita dihadapkan pada permasalahan lingkungan yang kompleks. Jangan sampai tempat kita bekerja menjadi rusak. Seperti pepatah mengatakan, rawatlah tempat bekerja meski tidak membuat kaya, tetapi memberikan kita rezeki,” ujar Hasan Asari dalam arahannya pada apel tersebut.
Baca Juga: Rugi hingga Puluhan Miliar, Pizza Hut Indonesia PHK Karyawan dan Tutup Sebagian Gerai
Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan susur sungai ini adalah tindak lanjut dari rapat koordinasi bersama Penjabat Wali Kota Sukabumi. “Susur sungai ini bertujuan untuk membersihkan aliran-aliran yang terganggu dan mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap penataan lingkungan,” jelasnya dilansir dari situs resmi Pemkot Sukabumi.
Dalam catatannya, ada puluhan sungai yang melintasi kota sukabumi sudah terpetakan untuk dibersihkan secara bertahap. “Selain membersihkan, ini juga menjadi langkah edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan agar terhindar dari bencana,” tambahnya.
Tantangan Kota Sukabumi adalah memastikan aliran puluhan sungai tersebut tidak tersumbat. Sumbatan di sungai akibat sampah dan lainnya menjadi salah satu pemicu banjir limpasan. Hujan deras dengan sungai yang tersumbat memicu air naik ke permukaan dan menyebabkan genangan di sejumlah titik di Kota Sukabumi.
Berikut daftar 25 sungai yang melintasi Kota Sukabumi dari dokumen RTRW (2009 - 2029); Cimandiri; Ceger; Cisuda, Tonjong, Cipanengah, Cipelang Gede, Cibeureum, Cibitung, Cisarua, Cisaray, Tipar, Cikapek, Cigunung, Cipelang Leutik, Ciseupan, Ciwalung, Cipada, Selakaso, Ciaul, Babakan Jampang, Cipasir, Cijambe, Cibandung, dan Cipicung.
Editor : Fitriansyah