Sukabumi Update

Update Data Kabupaten Sukabumi Dikepung Bencana: 30 Kecamatan Terdampak, 437 Jiwa Mengungsi

Banjir di Kabupaten Sukabumi (Sumber: istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Kabupaten Sukabumi dikepung bencana alam yang dipicu hujan deras selama dua hari berturut-turut. Data sementara mencatat 30 kecamatan terdampak banjir, longsor, angin kencang, dan pergerakan tanah, dengan kerusakan dan dampak yang meluas.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, mengungkapkan bahwa hingga evaluasi terakhir pada Kamis (5/12/2024) pukul 00.00 WIB, terdapat 63 titik longsor, 30 lokasi banjir, 16 kejadian pergerakan tanah, dan 15 angin kencang. Akibatnya, sebanyak 167 kepala keluarga (KK) atau 437 jiwa terdampak langsung, dengan 92 KK (238 jiwa) harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Selain itu, ada 140 KK atau 230 jiwa yang berada dalam kondisi terancam. Kami juga mencatat satu korban meninggal dunia dan dua orang masih dalam pencarian," ujar Ade di Puskesmas Palabuhanratu.

Baca Juga: Seluruh Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Wajib Turun dan Bantu Korban Bencana

Ia menuturkan bahwa mayoritas wilayah yang terdampak parah berada di wilayah selatan Sukabumi, seperti Kecamatan Cikembar, Palabuhanratu, Nyalindung, Pabuaran, Cidolog, Sagaranten, dan Ciemas. Wilayah utara relatif lebih ringan dampaknya.

"Dari 47 kecamatan yang ada, 30 terdampak. Namun, wilayah selatan memang mengalami bencana yang lebih berat," ungkap Ade.

Ade menyoroti luapan Sungai Cikaso yang sempat merendam sejumlah permukiman di Kecamatan Sagaranten. Namun, kondisi sungai kini dilaporkan sudah mulai surut. Situasi serupa juga terjadi di wilayah Palabuhanratu.

Baca Juga: 170 Petugas Medis Siaga di 58 Posko Kesehatan, Tangani Korban Bencana Kabupaten Sukabumi

"Luapan sungai ini luar biasa, tapi pagi tadi sudah mulai surut. Kami terus memantau kondisi di lapangan," kata Ade.

Ade menjelaskan bahwa untuk penanganan darurat, posko lapangan telah didirikan di setiap kecamatan terdampak, sementara posko utama tingkat kabupaten akan ditempatkan di Palabuhanratu.

"Kami berharap bencana ini menjadi perhatian serius, terutama untuk solusi jangka panjang seperti pengerukan sungai yang dangkal untuk mencegah banjir di masa depan," tandasnya.

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERKAIT