Sukabumi Update

Bencana Sukabumi Terparah dalam 1 Dekade Terakhir, Alih Fungsi Lahan Diduga Jadi Penyebab

Proses pencarian korban tertimbun longsor di Kampung Gunung Baen, Rt 17/06, Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. Kamis (5/12/2024) | Foto ; Asep Awaludin

SUKABUMIUPDATE.com - Plt Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Anne Hermadianne Adnan menyebut bencana alam di Kabupaten Sukabumi saat ini merupakan salah satu yang terparah dalam satu dekade atau 10 tahun terakhir.

Hal itu diungkapkan Anne pada saat meninjau langsung lokasi bencana pergerakan tanah di Kampung Cihonje, Rt 01/06, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jumat (6/12/2024).

“Betul (terparah sejak 10 tahun kebelakang), kenapa? Karena sudah banyak alih fungsi lahan terutama,” ujar Anne kepada sukabumiupdate.com pada Jumat (6/12/2024).

“Kita kembali introspeksi diri apakah kita menjaga alam, apakah kita mengubah alam kita ini menjadi katakanlah kegiatan ekonomis yang justru mengubah alam tersebut,” tambah dia.

Baca Juga: Update Bencana di Kabupaten Sukabumi: Wilayah Terdampak Bertambah Jadi 38 Kecamatan

Menurutnya, hal itu merujuk banyaknya titik lokasi bencana yang terjadi di Kabupaten Sukabumi yang didominasi oleh bencana angin kencang, banjir, tanah bergerak hingga longsor yang mengakibatkan putusnya sebagian akses jalan.

“Yang paling besar adalah angin kencang, kedua banjir dan longsor jadi ini katalog bencananya adalah hidrometeorologi,” kata dia.

Plh Kalak BPBD Jabar, Anne Hermadianne Adnan saat diwawancarai di lokasi pergerakan tanah Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Jumat (6/12/2024). | Foto: SU/Asep AwaludinPlt Kalak BPBD Jabar, Anne Hermadianne Adnan saat diwawancarai di lokasi pergerakan tanah Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Jumat (6/12/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin

Hal itu mengakibatkan penyaluran logistik hingga distribusi data korban terdampak bencana terkendala mengingat masih banyak wilayah yang terisolir dan tidak dapat dijangkau kendaraan.

“Masih ada beberapa yang memang belum bisa diakses dan dari sisi komunikasi dan listrik ini masih banyak yang putus ini yang menjadi permasalahan ketika ada komunikasi listrik yang putus ini otomatis kita belum mendapatkan data yang sangat akurat,” ungkapnya.

Pihaknya kemudian mengimbau kepada warga masyarakat untuk terus memperhatikan peringatan dini BMKG mengingat cuaca ekstrem yang berpotensi masih terjadi.

“Pertama adalah perhatikan peringatan dini dari BMKG, mangga install aplikasi info BMKG terutama di daerah selatan Jawa Barat bagian selatan ini luar biasa subur tetapi di situ juga ancaman bencananya banyak banjir, longsor, cuaca ekstrem,” pungkasnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT