Sukabumi Update

Viral Pengungsi Bencana di Palabuhanratu Menangis usai Diberi Sarapan Bubur Kacang Ijo

Seorang ibu menangis usai mendapatkan sarapan bubur kacang ijo di posko pengungsian bencana Sukabumi di Palabuhanratu. (Sumber Foto: Tangkapan layar video/Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Viral cuplikan video di sejumlah grup aplikasi perpesanan warga Sukabumi yang merekam seorang ibu menangis sambil menggendong anaknya karena mendapatkan sarapan pagi berupa satu gelas plastik bubur kacang hijau dan sekantong biskuit.

Dalam video berdurasi 1 menit 27 detik tersebut, wanita berkerudung ungu dengan pakaian berwarna senada itu menangis usai sebelumnya mengantre dengan pengungsi lainnya untuk mendapatkan paket sarapan bubur kacang ijo yang diturunkan dari sebuah kendaraan.

"Bu gimana ini dari pagi saya belum makan dikasihnya jam 9 bubur kacang ijo, seharusnya nasi, gimana ini bu saya punya bayi kelaparan, belum makan dari pagi, masa di kasih gini bu," kata wanita tersebut sambil menunjukan paket sarapan yang diterimanya itu kepada perekam video dengan berurai air mata.

Lokasi pengambilan gambar video tersebut ternyata berada di posko pengungsian bencana di Kampung Gempol, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Selasa (10/12/2024). Hal itu diketahui berdasarkan suara pria perekam video.

"Ini di posko bencana, lagi dikasih bubur kacang ijo, ini jam 9 baru dikasih, pengungsi bencana Gempol, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu," ujar pria dalam rekaman video viral yang dilihat sukabumiupdate.com.

Baca Juga: Cerita Korban Banjir Palabuhanratu: 5 Rumah Hanyut Tergerus Luapan Sungai Cigangsa

Saat dikonfirmasi, Camat Palabuhanratu Deni Yudono membenarkan bahwa lokasi dalam video viral tersebut adalah posko darurat di wilayahnya. Ia mengungkap bantuan makanan berupa kacang hijau tersebut baru tadi pagi.

"Iya, memang tadi mah memang bubur kacang pagi mah. Enggak, baru tadi pagi, yang sebelum-sebelumnya sarapan biasa, hanya tadi pagi aja, tadi pagi," kata Deni.

Ia menjelaskan bahwa dapur umum di posko bencana tersebut masih bersifat mandiri dan dikelola oleh panitia dari desa.

"Tapi di situ sudah dibentuk panitia, kepanitiaan dari desa, ada ketuanya, ada itunya, kita pasok kebutuhan logistiknya dari kecamatan dan dari kabupaten," ungkapnya.

Deni mengatakan bahwa di posko tersebut, terdapat pengungsi sebanyak 55 kepala keluarga (KK) dengan total 210 jiwa. Mereka sementara tinggal di sebuah ruko milik warga yang dianggap aman.

"(Posko darurat) Di ruko milik warga, iya ruko, memang ruko, alhamdulillah di situ ada ruko memang aman. Nah, hari ini, sore ini saya sedang menunggu Deputi BNPB untuk ke lokasi untuk tindakan lanjutannya seperti apa pengungsi itu," tandasnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT