SUKABUMIUPDATE.com - Banjir bandang dan longsor akibat meluapnya Sungai Ciemas dan Sarongge pada awal Desember 2024 menyisakan lumpur tebal di Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Bencana ini berdampak pada 164 keluarga dengan total 541 jiwa.
Beberapa kampung di Desa Ciemas diterjang banjir bandang dan longsor itu yakni Ciemas, Cikanteh, Cipeundeuy, Cimarinjung, Sarongge, Cimalim, dan Ciporeang. Lumpur tebal menyelimuti wilayah tersebut, bahkan di sejumlah titik mencapai lutut orang dewasa.
Adapun ketinggian air yang merendam rumah warga adalah sekitar 160 sentimeter dengan arus sangat deras. Sungai Ciemas dan Sarongge diketahui mengalir ke Sungai dan Curug Cimarinjung, lalu bermuara di Pantai Palangpang. Sebagian air ini meluap ke permukiman.
Baca Juga: Isu Tambang di Balik Bencana, Membaca Sejarah Penemuan Emas di Selatan Sukabumi
Warga berinisial DE (40 tahun) mengatakan banjir tersebut membawa lumpur dari berbagai sumber, salah satunya diduga dari aktivitas tambang sebuah perusahaan di perkebunan Bojongasih, Desa Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan. Kemudian ada juga dugaan dari proses cut and fill proyek pondok pesantren modern di Kampung Cisitu, Desa Ciemas.
“Pembangunan pondok pesantren modern di Kampung Cisitu mulai aktif proses cut and fill sejak September 2023. Itu awalnya kebun warga seluas sekitar 6 hektare. Lokasinya di dataran tinggi, dekat Sungai Ciemas. Lumpur-lumpur itu terbawa air hingga menyebabkan banjir parah di pasar dan permukiman,” kata dia kepada sukabumiupdate.com, Jumat (20/12/2024).
DE mengatakan pertambangan itu juga diduga berdampak pada aliran Sungai Sarongge. Akibatnya, beberapa rumah di Kampung Sarongge dan Pangguyangan terendam. Rumah ketua RT bernama Sa'eng dan kepala dusun, Toto, di Kampung Pangguyangan ikut terdampak.
Bencana ini tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga memakan korban jiwa. Dadang (65 tahun), warga Kampung Ciemas RT 04/01 dilaporkan meninggal dunia akibat banjir.
Kepala Desa Ciemas, Wisnu Handito, menyebut masih fokus pada pemulihan pasca-bencana.
“Kami masih melakukan tanggap darurat, bersih-bersih lumpur, dan pemulihan warga terdampak. Terkait cut and fill pondok pesantren, kami belum menerima informasi atau pemberitahuan resmi. Penyebab banjir dan lumpur ini masih menjadi ranah investigasi pemerintah. Pemdes, Forkopimcam, pemda, dan relawan, terus berupaya melakukan penanganan pasca-bencana untuk mengembalikan kondisi masyarakat yang terdampak," kata dia.
Editor : Oksa Bachtiar Camsyah