SUKABUMIUPDATE.com - Bangkai paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan terdampar di perairan Geopark Ciletuh, tepatnya di Pantai Cibiuk, Pulau Kunti, Kecamatan Ciemas, Kabuparen Sukabumi, pada Rabu (8/1/2025).
Bangkai mamalia laut sepanjang 13 meter dengan lebar lingkar tubuh 6 meter dan bobot sekitar 10 ton itu kemudian berhasil dievakuasi ke bibir pantai pada Kamis (9/1/2025) oleh tim gabungan yang terdiri dari berbagai pihak.
Kepala Tim Kerja Perlindungan dan Pelestarian Loka PSPL Serang, Fitrian Dwi Cahyo mengungkapkan bahwa proses evakuasi melibatkan koordinasi lintas instansi.
"Tim gabungan yang terlibat terdiri dari Loka PSPL Serang, Koordinator Satwas SDKP Kabupaten Sukabumi, Ismajaya, Polsus PWP3K DKP Kabupaten Sukabumi, Deris Hermawan, Ketua Pokmasi Mandrajaya Nusantara, Opik, beserta anggotanya, serta dibantu oleh para nelayan dari Desa Mandrajaya," ujar Fitrian kepada sukabumiupdate.com.
Baca Juga: Paus Terdampar di Perairan Geopark Ciletuh Sukabumi, Pesisir Cibiuk Pulau Kunti
Menurut Fitrian, bangkai paus tersebut diduga terbawa arus laut karena angin barat yang sedang berlangsung di perairan tersebut. Paus ini merupakan hewan yang hidup di kedalaman lebih dari 100 meter.
Lebih lanjut Fitrian menyebut tidak ditemukan luka-luka pada tubuh paus itu, sehingga kemungkinan besar kematiannya disebabkan oleh faktor alam, bukan aktivitas manusia.
Proses evakuasi bangkai paus yang berukuran besar ini berlangsung menantang. Dilakukan secara manual, menggunakan tali tambang dengan cara ditarik oleh 25 orang pria dewasa.
Rencananya bangkai paus itu akan dikubur di sekitar Pulau Kunti dengan kedalaman sekitar 1.5 meter dan panjangnya sepanjang ukuran badan mamalia tersebut.
"Proses pembuatan lubang (kubur) masih berjalan dan pada pukul 17.00 WIB diberhentikan. Dilanjutkan besok. Lokasi penguburan masih di sekitar Pulau Kunti, dipilih dengan memperhatikan jarak aman dari permukiman penduduk," jelasnya.
Penemuan paus terdampar seperti ini memberikan peringatan penting tentang kondisi ekosistem laut yang perlu terus dijaga. Fitrian berharap kejadian seperti ini dapat menjadi perhatian bersama, terutama untuk menjaga keberlanjutan biota laut di wilayah Geopark Ciletuh.
“Paus sperma merupakan salah satu spesies mamalia laut yang dilindungi di Indonesia," pungkasnya.
Editor : Denis Febrian