SUKABUMIUPDATE.com - Warga Desa Sirnamekar, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, menghadapi kesulitan besar setelah dua jembatan gantung di wilayah mereka putus akibat banjir bandang yang terjadi pada 4 Desember 2024 lalu.
Luapan Sungai Cikaso menjadi penyebab utama rusaknya Jembatan Leuwi Rahong dan Leuwi Reming, yang merupakan jalur vital penghubung warga Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuleud dengan Desa Sukaluyu Kecamatan Kalibunder.
Aang Suryana, Sekretaris Desa (Sekdes) Sirnamekar, mengungkapkan bahwa jembatan tersebut selama ini menjadi akses utama warga untuk kegiatan ekonomi, terutama dalam mengangkut hasil pertanian dan kerajinan gula kelapa. Kini, warga harus menempuh waktu lebih lama dan melewati jalan kabupaten ruas Jampangkulon - Cikaso, melewati Desa Bojong Kecamatan Kalibunder.
Baca Juga: Faizal Akbar Sebut Makan Bergizi Gratis Program Mulia: DPRD Sukabumi Sangat Mendukung
"Biasanya warga hanya membutuhkan waktu 10-15 menit untuk sampai ke Kecamatan Kalibunder. Namun, sejak jembatan putus, perjalanan bisa memakan waktu hingga satu jam. Kondisi ini jelas menyulitkan, terutama bagi petani dan pengrajin yang bergantung pada akses cepat untuk mendistribusikan hasil produksi mereka," ujar Aang Suryana kepada sukabumiupdate.com, Jumat (10/1/2025).
Aang menyebut jembatan Leuwi Rahong dengan panjang 35 meter dan Jembatan Leuwi Reming sepanjang 60 meter dibangun 3 tahun lalu. Selama ini, sambung Aang, kedua jembatan tersebut menjadi tumpuan masyarakat untuk mengangkut hasil bumi seperti padi, kelapa, dan gula kelapa.
Selain itu, jembatan ini juga berperan penting dalam mendukung aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di dua kecamatan tersebut. "Jauh-jauh hari pasca bencana, pihak pemerintah desa telah melaporkan kejadian ini kepada Forkopimcam,dan pemerintah daerah melalui P2BK dan BPBD," tambahnya.
Editor : Syamsul Hidayat