Sukabumi Update

Tak Lagi Mau ke Sekolah, Kini Jalani Homeschooling: Remaja Sukabumi Korban Bullying

(Foto Ilustrasi) Pelajar di Jampangtengah Sukabumi tak mau bersekolah akibat bullying. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Sejak Agustus 2024, Ds remaja belasan tahun warga Kampung Cisarua, Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi sudah tak mau lagi ke sekolah. Dia trauma karena pernah di bully dengan kekerasan fisik oleh remaja lainnya, sehingga lebih memilih berdiam di rumah, merawat ayahnya yang tengah sakit kronis.

Dia adalah pelajar SMPN 1 Jampangtengah, mengaku korban perundungan (bullying) oleh lima remaja lainnya. Kejadiannya sebelum Agustus 2024, di belakang kantin sekolah (SMPN 1 Jampangtengah).

Baca Juga: Cegah Tawuran Pelajar di Jam Rawan, Satpol PP Kabupaten Sukabumi Perketat Patroli

"Dipukul di belakang kantin sekolah. Tidak ada saksi, saya hanya sendiri. Ada lima orang dua dari SMK dan tiga dari SMA," ujar Ds kepada sukabumiupdate.com, Selasa 3 Januari 2025.

Korban juga menyebut hanya satu pelaku yang memukul wajahnya hingga memar. "Saya tidak kenal dan tidak tahu namanya. Wajah saya memar," jelas Dias.

Baca Juga: Kolaborasi Diarpus dan Komunitas Poros: Membumikan Literasi di Kabupaten Sukabumi

Tak lama usai kejadian bully ini, Dis memutuskan untuk tidak lagi bersekolah. Selain takut, dia juga ingin di rumah saja, bisa merawat sang ayah yang menderita penyakit asam urat kronis.

Homeschooling dan Kasus Bullying

Kepala SMPN 1 Jampangtengah, Supendi saat dikonfirmasi soal nasib Ds menjelaskan setelah peristiwa bullying tersebut, pihaknya segera mengumpulkan orang tua siswa pelaku dan orang tua korban untuk mencari solusi. Pihak sekolah saat itu juga melibatkan Polsek Jampangtengah dalam upaya penyelesaian masalah ini.

Baca Juga: Layanan PBG Kurang dari 3 Jam Bagi MBR Segera Diterapkan di Seluruh Wilayah Jabar

"Ada 10 orang yang hadir, termasuk orang tua pelaku yang diperkirakan dari SMA, orang tua korban dan para guru. Hingga malam tidak ada kesepakatan, Saya meminta bantuan kepolisian untuk mengungkap siapa pelakunya," ujar Supendi, Rabu, 15 Januari 2025 di kantor Kepala SMPN 1 Jampangtengah.

Supendi menambahkan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi melalui sekolah berusaha tetap memberikan perhatian kepada perkembangan pendidikan Ds.

Baca Juga: P2BK: Dua Rumah Janda Tua di Cicurug Sukabumi Rusak Diterjang Hujan Angin

"Kami mendatangkan guru ke rumahnya untuk memberikan materi pelajaran agar pendidikan tidak terganggu," kata Supendi.

Pihak sekolah juga memberikan perhatian terhadap kondisi psikologis korban dan mengizinkannya untuk belajar di rumah jika merasa tidak mampu bersekolah setiap hari.

Baca Juga: Sebut BLT hingga Anggaran RT Belum Disalurkan, Warga Demo Kades di Lengkong Sukabumi

"Kondisi medan yang sulit dilalui kendaraan, terutama saat musim hujan, menjadi salah satu kendala bagi dia untuk hadir setiap hari," tambah Supendi.

Untuk meringankan beban ekonomi Ds, terutama biaya transportasi, sekolah berencana memberikan bantuan meski tidak setiap hari. "Kami membantu untuk transportasi sekolah, terutama karena jarak rumah Ds cukup jauh," ujar Supendi.

Supendi menegaskan bahwa pihak sekolah sudah berupaya maksimal dalam mendukung anak tersebut melanjutkan pendidikannya. "Kewenangan kami adalah membantu dia untuk tetap bersekolah dan memastikan kondisi psikologisnya membaik," tutup Supendi.

Kontributor: Turangga Anom

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERKAIT