SUKABUMIUPDATE.com - Cerita Titin Sumiati (35 tahun) dan anaknya yang makan singkong karena tak punya beras, menjadi sorotan publik. Warga Kampung Cimandeu, RT 03/06, Desa Kalaparea, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi ini, mengaku sulit keluar
dari jerat hutang termasuk dari bang emok (koperasi/kredit)
Kabar ini menyeruak setelah kisah titin dan anak-anaknya yang terpaksa makan singkong dipublish ke linimasa di Sukabumi. Titin mengaku sempat makan singkong untuk menahan rasa lapar ia dan keluarga.
Baca Juga: Gempa Dangkal di Gunung Salak, BMKG Sebut Kabandungan dan Leuwiliang
Singkong didapat dari tetangga atau cabut sendiri dari kebun belakang rumahnya. Kepada sukabumiupdate.com, Titin mengaku tidak setiap saat makan singkong, kondisi tersebut terjadi karena ia tak punya uang untuk membeli beras.
“Sering makan singkong karena kesulitan ekonomi. Kadang dikasih tetangga, kadang ambil di belakang rumah yang ada pohon singkong,” ungkap Titin kepada sukabumiupdate.com, pada Selasa, 21 Januari 2025.
Baca Juga: Harga MinyaKita Melejit, Saat Inflasi Tinggi di Kabupaten Sukabumi
Ia pun mengaku tak punya keberanian untuk meminjam atau meminta beras kepada tetangga, karena kondisi perekonomiannya sulit. Titin ternyata selama ini dalam kondisi ekonomi terjebak kubangan hutang.
Punya hutang dengan sejumlah warga di dekat rumahnya, termasuk dengan bank emok atau koperasi simpan pinjam.
Baca Juga: Eretan Wetan, Sejarah Perang Asia Timur Raya Jepang di Jawa Barat
Ia bercerita, kondisi ini bermula sejak suaminya kena -PHK dari salah satu tempat wisata di Nagrak sekitar empat bulan lalu. Kini, sang suami bekerja serabutan sebagai kuli bangunan dengan penghasilan tidak menentu.
Titin mengaku bukan tak punya uang, karena ada honor mingguan suaminya yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarga.
Baca Juga: Komentari Tawuran Pelajar di Lapdek, Wawalkot Sukabumi Terpilih: Wanian Kitu Euy
“Kadang dapat Rp 200 ribu per minggu, itu pun belum dipotong untuk bayar hutang, ketika uang habis bayar hutang, malu minta ke tetangga,” ujarnya.
Beban berat karena uang yang terbatas dan harus dibagi untuk kebutuhan hidup keluarga Titin bersama suami dan tiga anaknya serta kewajiban bayar hutang. Titin juga harus berpikir keras untuk memenuhi kebutuhan bayi anak bungsunya yang masih berusia 11 bulan.
Baca Juga: Tanggapan Desy Ratnasari Soal Kedekatan Dengan Ruben Onsu: Mencari Orang yang Dipercaya
“Kami terlilit hutang koperasi dan bank emok. Kalau ada yang nagih, saya sering sembunyi, bukan karena tidak mau bayar, tapi memang tidak ada uangnya,” pungkasnya.
Kisah Titin dan keluarganya ini kemudian mengundang perhatian banyak pihak, pemerintah desa dan instansi lainnya, termasuk tetangganya sendiri. Kepala Desa Kalaparea, Heri Kurniawan, membenarkan dan menegaskan sudah mengunjungi keluarga Titin bersama aparat pemerintahan lainnya.
Baca Juga: Staf PN Surabaya Kebagian Rp 55 Juta dari Kasus Pembunuhan Wanita Sukabumi
Namun, Heri menolak memperpanjang pembahasan terkait masalah ini di media. “Saya tidak mau memperpanjang kejelekan,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Heri hanya memberikan rekaman video yang mereka dapatkan dari kunjungan tersebut. Mulai dari pengakuan titin soal kehidupannya. Termasuk rekaman penjelasan tetangga tentang kondisi Titin dan keluarganya.
Baca Juga: KDM Bantu Guru Asal Sukabumi Empan Supandi Rp100 Juta untuk Bangun Rumah
Menurut tetangga Titin dalam video tersebut, sepengetahuan mereka penghasilan suami Titin sebenarnya cukup untuk kebutuhan keluarga. “Penghasilan suaminya seminggu bisa mencapai Rp 480 ribu, sama seperti saya sebetulnya. Mungkin banyak dipotong untuk bayar hutang,” kata salah satu tetangga.
Ibu-ibu di sekitar rumahnya membenarkan jika Titin memiliki banyak hutang, baik ke tetangga, koperasi maupun bank emok. “Kita nggak tau apakah suami Titin ini tahu kondisi hutang-hutang itu,” sambungnya.
Baca Juga: Puting Beliung Terjang 3 Desa di Warungkiara Sukabumi, Sejumlah Rumah Rusak
Mereka juga mengaku terganggu dengan kabar Titin terpaksa makan singkong untuk menutupi rasa lapar akibat tak punya beras. “Bu Titin ini tertutup, masa sih kita nggak bantu beras untuk makan sehari, dua atau tiga hari. Nggak pernah bilang. Setau kami aman saja karena yang terlihat bu titin lagi bersihin beras. Kami kan nyangkanya aman saja,” beber ibu rumah tangga yang dalam rekaman video tersebut.
Editor : Fitriansyah