Sukabumi Update

Pulang ke Rumah, Begini Kabar Dua Anak Korban KDRT Penyiraman Air Keras di Sukabumi

Angga (11 tahun) dan Sarif Alfian (18 tahun) di rumah mereka di Kampung Duku Nara, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi KPI Cabang Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Dua anak almarhumah Dedeh Kurniasih (46 tahun), Angga (11 tahun) dan Sarif Alfian (18 tahun), pulang ke rumah mereka di Kampung Duku Nara, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Ketiga orang ini adalah korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) penyiraman air keras.

Dedeh yang kemudian meninggal dunia pada 13 Januari 2025, bersama Angga dan Sarif Alfian, sebelumnya menjalani perawatan medis di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung akibat disiram air keras oleh suaminya yakni Gagan (59 tahun). Kasus ini bermula saat Dedeh dan Gagan terlibat adu mulut di rumah mereka pada 29 Desember 2024.

Operator Sistem Gender dan Anak (Opsiga) Komisi Perempuan Indonesia (KPI) Cabang Sukabumi, Arum, mengatakan Angga dan Sarif dijemput oleh keluarga dengan bantuan relawan pada 22 Januari 2025. Penjemputan dilakukan setelah Arum menerima informasi dari rumah sakit bahwa kedua anak berusia remaja itu sudah boleh dipulangkan.

"Tanggal 20 Januari 2025 saya dapat informasi dari administrasi rumah sakit bahwa kedua anak sudah diperbolehkan pulang hari Rabu (22 Januari 2025), setelah menjalani pembukaan perban dan pemeriksaan luka," kata Arum kepada sukabumiupdate.com pada Jumat (24/1/2025).

Baca Juga: Dede Kurniasih Meninggal, DP3A Sukabumi Pantau Kondisi Dua Anak Korban KDRT Penyiraman Air Keras

Demi kelancaran penjemputan, Arum berkoordinasi dengan pihak desa yang menyediakan dua ambulans dari Desa Pawenang dan satu mobil siaga dari Desa Babakan Panjang. Rombongan berangkat dari Sukabumi pada 22 Januari 2025 pukul 05.00 WIB dan tiba di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung untuk menyelesaikan administrasi dan persiapan.

"Pembukaan perban Sarif berlangsung cukup lama hingga pukul 11.00 WIB, diikuti Angga setelahnya. Dokter akhirnya mengizinkan keduanya pulang sekira pukul 15.00 WIB, setelah semua persiapan obat dan rujukan diselesaikan," ujarnya.

Keduanya sampai di rumah mereka di Sukabumi pada malam hari. Biaya dan proses administrasi selama perawatan dan operasi ditanggung Kementerian Sosial melalui Sentra Phala Martha, sedangkan biaya perawatan lainnya dibantu LPSK. "Kami juga dibekali instruksi untuk perawatan sehari-hari, seperti membersihkan luka kecil di rumah. Namun untuk penggantian perban tetap membutuhkan tenaga medis," kata Arum.

Respons kedua anak saat mendengar kabar kepulangan mereka penuh haru. Menurut Arum, Sarif, anak sulung almarhumah yang juga menjadi tulang punggung keluarga, sangat antusias, karena sebelumnya sering meminta dijemput. "Sarif terlihat sangat senang. Apalagi selaku anak almarhumah dan tulang punggung keluarga yang menginginkan segera bekerja," jelasnya.

Setibanya di rumah, Sarif dan Angga disambut oleh teman-teman mereka yang turut membantu menandu Angga dari mobil menuju rumah yang lokasinya cukup jauh.

Arum mengungkapkan kontrol pertama pascaoperasi dilakukan Jumat ini di Bandung, sebelum menentukan jadwal kontrol lanjutan. "Nanti setelah itu kita baru koordinasi untuk kontrol selanjutnya, apakah bisa bedah di RSUD Sekarwangi atau di rumah sakit lainnya, yang ada di Kabupaten Sukabumi," katanya.

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT