SUKABUMIUPDATE.com - Samsu (53 tahun), seorang sopir minibus Elf asal Pajampangan, turut menyampaikan keluhannya saat menjadi peserta aksi di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sukabumi. Ia mengaku kesulitan mendapatkan penumpang akibat maraknya travel gelap yang beroperasi tanpa izin.
“Sekarang paling dapat dua atau tiga penumpang. Dulu tarif ke Jampang itu tidak seperti ini. Mana buat anak istri saya? Kalau dibilang menangis, terus terang saja saya menangis,” ujar Samsu dengan suara lirih, Senin (3/2/2025).
Menurutnya, kondisi ini semakin terasa sejak tahun 2019 dan belum ada tanggapan dari pemerintah. Ia bahkan harus standby selama tiga hari tiga malam di Sukabumi saat malam tahun baru, tetapi tetap sulit mendapatkan penumpang.
“Sampai anak saya di rumah tiga hari tidak dapat uang jajan. Sekarang anak istri saya mau makan dari mana? Saya orang kecil,” katanya.
Baca Juga: Sopir Elf Minta 1000 Unit Travel Gelap Beroperasi di Sukabumi Dibatasi
Dalam seminggu, Samsu mengaku hanya bisa membawa penumpang dua rit dari Jampang ke Surade dan empat rit dari Sukabumi ke Surade. Pendapatannya sangat minim, hanya sekitar Rp50 ribu dalam tiga hari, bahkan kadang tidak mendapatkan apa-apa.
Ia berharap pemerintah segera menertibkan keberadaan travel gelap yang semakin merugikan sopir Elf resmi.
“Kalau plat kuning saya enggak masalah, kita bersaing di jalan itu wajar. Tapi kalau begini kan tidak wajar. Pemerintah ini buta atau bagaimana? Lihat Avanza, bawa bagasi di atas seperti Elf saja, tapi kok dibiarkan?” keluhnya.
Samsu yang sudah menjadi sopir sejak tahun 1993 merasa situasi semakin sulit sejak pandemi Covid-19. "Sebelum tahun 2019, kondisi angkutan Elf masih stabil, tetapi sejak travel gelap semakin marak, penghasilannya terus merosot," katanya.
Hal senada dikatakan sopir Elf lainnya, Syarif (60 tahun) menyebut pendapatannya juga menurun drastis sejak maraknya taksi gelap yang beroperasi di wilayah Jampang Surade - Kota Sukabumi
"Kalau keluhan sama dengan teman-teman lainnya. Jujur kalau taksi gelap tidak diberantas, sampai mati pun masalahnya tidak akan hilang," jelasnya.
"Saya harap ada tindakan tegas dari pemerintah agar angkutan resmi seperti Elf tetap bisa beroperasi dengan baik dan tidak semakin tergerus oleh keberadaan travel gelap," pungkasnya.
Editor : Syamsul Hidayat