Sukabumi Update

Sopir Truk Galon Kecelakaan Maut Gerbang Tol Ciawi Belum Sadarkan Diri

Kondisi truk galon pasca kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi. (Sumber Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Bendi Wijaya (31 tahun) sopir truk galon air mineral yang kehilangan kendali dan mengakibatkan kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat, hingga kini belum sadarkan diri di rumah sakit.

Kabar itu disampaikan mertua laki-laki Bendi, Endang Suhendar (57 tahun), yang sempat menjenguk menantunya tak lama setelah mendapat kabar terkait kecelakaan ini pada Rabu (5/2/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.

Saat itu Endang langsung berangkat ke RSUD Ciawi Bogor seorang diri, diantar oleh teman kerja Bendi yang memberikan informasi.

"Saat tiba di rumah sakit, Bendi masih belum sadar. Kepalanya bagian belakang sobek hingga harus dijahit, dan matanya bengkak," ujar Endang saat ditemui sukabumiupdate.com di kontrakan Bendi di Kampung Bangkongreang, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Rabu sore.

Awalnya, Endang hanya mengetahui bahwa menantunya saja yang mengalami kecelakaan. Ia tidak menyadari bahwa ada korban lain dalam insiden tersebut hingga diberi tahu oleh rekan kerja Bendi. Namun, ia tidak sempat melihat korban lainnya dan memilih langsung pulang sekitar pukul 02.00 WIB.

Baca Juga: Cerita Keluarga Sopir Ungkap Kondisi Truk Galon Sebelum Kecelakaan Maut GT Ciawi Terjadi

Sementara itu, istri Bendi berangkat ke RSUD Ciawi sekitar pukul 05.00 WIB untuk menemani suaminya hingga saat ini.

Bendi diketahui telah bekerja sebagai sopir truk galon sejak sebelum menikah. Pernikahannya sudah berlangsung sekitar dua tahun, dan ia dikaruniai dua anak. Namun, anak pertamanya meninggal saat berusia 23 hari, sedangkan anak keduanya yang berusia dua bulan kini masih membutuhkan perhatian.

Menurut Unang, Bendi berangkat kerja pada Selasa, 4 Februari 2025, dalam konvoi tiga mobil bersama rekan-rekannya. "Berangkatnya tidak menentu, tergantung PO. Dalam sehari bisa dua kali perjalanan, tetapi belakangan hanya satu rit, biasanya ke Legok, Tangerang, atau Pluit, Jakarta," jelasnya.

Kondisi rumah kontrakan Bendi sopir truk galon penyebab kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi. | Foto: SU/IbnuKondisi rumah kontrakan Bendi sopir truk galon penyebab kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi. | Foto: SU/Ibnu

Bendi bekerja di PT M (perusahaan vendor truk) dengan pangkalan yang masih dekat dengan kontrakannya di Desa Benda. Selama ini, ia belum pernah bekerja di armada lain dan tidak pernah mengeluhkan pekerjaannya.

"Bendi aslinya orang Jampang Surade, tapi sudah lama tinggal di sini, bahkan sebelum menikah," kata Unang.

Sepupu Bendi, Rudi Selamet (42 tahun), menambahkan bahwa sebelum kecelakaan, Bendi dan rekan-rekannya telah mengisi muatan galon di pool Caringin pada pagi hari. "Pulang ke sini jam 10.00 WIB pagi sudah isi muatan dan solar, lalu berangkat lagi dari pool sekitar pukul 21.00 WIB," ungkapnya.

Rudi mengungkapkan bahwa Bendi saat itu tengah beriringan dengan dua truk lainnya yang membawa muatan galon menuju Jakarta. Ia berada di posisi paling belakang. "Ketika mendekati lokasi kejadian, kedua temannya manggil-manggil, tapi kayaknya tidak mendengar. Sempat mau mengejar tapi gak kekejar, karena posisinya turunan, jadi mobil yang dikemudikan Bendi melaju cepat ketika rem blong," jelas Rudi.

Akibat hilangnya kendali, truk yang dikemudikan Bendi membuang ke kanan hingga menabrak tiang dekat trotoar dan gardu tol. "Kalau gak dibuang atau langsung kena mobil lain, mungkin korban lebih banyak," tandasnya.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT