Sukabumi Update

Jadi Sumber Wabah Lalat, Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi Bicara Langkah Penanggulangan

Peternakan ayam di Cidahu Sukabumi yang digeruduk emak-emak karena diduga jadi sumber wabah lalat. | Foto : Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Pihak Tangkil Farm selaku perusahaan pemilik peternakan ayam di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi yang didemo emak-emak karena jadi sumber wabah lalat akhirnya angkat bicara.

Wawan Gustiawan, Manajer Kandang Tangkil Farm memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan telah dilakukan sejak awal, bahkan sebelum lalat mewabah ke lingkungan sekitar.

"Sesuai dengan imbauan, kami sudah mengadakan sanitasi dari awal, bahkan sebelum wabah ini meluas. Setiap hari kami injeksi pakan dengan zat untuk membuang larva," ujar Wawan kepada sukabumiupdate.com, Selasa (25/2/2025).

Menurutnya, upaya sanitasi tidak hanya dilakukan di dalam kandang, tetapi juga di luar lingkungan sekitar pabrik.

"Jika terjadi wabah, kami langsung mengadakan sanitasi lingkungan dan menyediakan obat-obatan untuk lalat, serta perekat lalat yang berfungsi untuk meminimalisir penyebaran wabah," katanya.

Baca Juga: Peran Dirut Pertamina Patra Niaga di Balik Korupsi Minyak Mentah, Pertalite Dioplos Jadi Pertamax

Untuk memastikan langkah-langkah yang diambil tepat, Wawan memastikan pihak perusahaan juga selalu berkoordinasi dengan dinas kesehatan, dinas lingkungan hidup, serta balai desa setempat.

"Kami terus berkoordinasi dengan balai desa terkait apakah perlu dilakukan fogging atau tidak, karena kami juga harus mempertimbangkan resikonya," ungkapnya.

Meski fogging bukan solusi utama, Wawan menyatakan bahwa pihaknya selalu menyediakan zat pemutus rantai hidup lalat sebagai tindakan preventif.

"Jika tidak ada wabah, sanitasi kami lakukan di dalam kandang. Namun, jika wabah terjadi, sanitasi dilakukan lebih luas, mencakup lingkungan sekitar," kata Wawan.

Selain itu, Wawan mengungkapkan bahwa saat ini perusahaan sedang menunggu kedatangan obat yang dianggap ampuh untuk penyemprotan.

"Obat ini direncanakan akan datang hari ini, dan begitu sampai, kami akan segera melaksanakan sanitasi," jelasnya.

Baca Juga: Pemukiman Diserbu Lalat, Emak-emak Geruduk Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi

Terkait limbah cangkang telur dan kotoran ayam yang dianggap menjadi salah satu penyebab penyebaran lalat, Wawan mengaku bahwa sebelumnya limbah itu hanya dibuang ke lingkungan yang jauh dari pemukiman warga dan lebih dekat dengan kandang ternak.

"Namun, setelah mendapat arahan dari DLH, kami menyadari bahwa limbah tersebut bisa menjadi media pembibitan lalat. Kami kini tengah memperbaiki pengelolaan limbah sesuai dengan saran dari DLH," tuturnya.

Wawan juga menegaskan jumlah ayam tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ia kemudian menyebut permasalahan wabah lalat ini memberikan pelajaran berharga bagi perusahaan.

"Kami bersyukur dengan adanya kejadian ini, karena kami banyak mendapatkan ilmu dan pembelajaran baru. Dinas-dinas yang selama ini mungkin kurang intens mengawasi kami, kini lebih banyak memberikan himbauan, arahan, dan dukungan," tandasnya.

Kapolsek Cidahu AKP Endang Slamet dan jajaran saat mendengar aspirasi puluhan emak-emak yang protes soal wabah lalat ke peternakan ayam.Kapolsek Cidahu AKP Endang Slamet dan jajaran saat mendengar aspirasi puluhan emak-emak yang protes soal wabah lalat ke peternakan ayam.

Sebelumnya, peternakan ayam yang berada di pinggir ruas Jalan Caringin tersebut digeruduk puluhan emak-emak pada Kamis 20 Februari 2025 sore. Massa emak-emak dari 5 RT di Kampung Cibaregbeg, Desa Caringin, Kecamatan Cicurug itu menggelar aksi demo ke peternakan ayam tersebut karena resah dengan semakin banyaknya lalat yang menyerbu kampung mereka dalam dua pekan terakhir ini.

Sejumlah kesepakatan kemudian dicapai perusahaan dan warga. Di antaranya, pihak perusahaan akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk menangani wabah lalat ini. Perusahaan juga menyediakan obat pembasmi lalat bagi setiap RT yang terdampak, dengan metode penyemprotan.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi kemudian turun ke lokasi pada Sabtu 22 Februari 2025. Mereka menemukan bahwa penumpukan cangkang telur dan kotoran ayam yang belum dibersihkan menjadi faktor utama penyebaran lalat.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT