SUKABUMIUPDATE.com - SMAN 3 Kota Sukabumi kembali menjadi sorotan publik usai mencuatnya dugaan kasus pelecehan seksual oleh oknum guru terhadap siswi. Hal itu menuai beragam tanggapan dari masyarakat termasuk orang tua siswa dan alumni.
Salah satu orang tua siswa, SY, mengungkapkan kekecewaannya terhadap cara pihak sekolah dalam menangani permasalahan. Ia menilai pihak sekolah lebih mementingkan nama baik dibandingkan keselamatan dan kenyamanan peserta didik.
Kepada sukabumiupdate.com, Senin (14/4/2025). SY menyebut kasus yang saat ini viral hanyalah puncak gunung es dari berbagai masalah yang selama ini tertutup rapat. “Saya lihat SMAN 3 ini terlalu gila nama baik. Keamanan dan kenyamanan siswa justru dikesampingkan,” ujar SY melalui sambungan telepon.
SY yang juga alumni SMAN 3 Kota Sukabumi menyebut bahwa sekolah kerap menyelesaikan masalah secara diam-diam untuk menjaga reputasi. Ia mencontohkan kasus yang menimpa anaknya sendiri, yang kehilangan ponsel dan ternyata pelakunya adalah petugas keamanan sekolah. Namun, penyelesaian masalah tetap dibebankan kepadanya sebagai orang tua.
“Jadi kalau ada hal-hal kaya gini itu segera disembunyikan nggak boleh ada orang yang tahu, penyelesaianpun diam-diam, kalau nggak salah informasinya juga waktu itu si korban dilarang untuk lapor dengan alasan mereka (pihak sekolah) berjanji untuk menyelesaikan masalah,” ucapnya.
“Dulu juga anak saya pernah ilang handphone terus pas dilihat di cctv ternyata diambil sama security, janjinya pihak sekolah akan menyelesaikan tapi nyatanya tetep sama saya juga beresinnya,” ungkapnya.
Baca Juga: Pegang Pipi di Bioskop, KCD V Jabar Ungkap Kronologis Pelecehan Oknum Guru SMAN 3 Sukabumi
Mengingat hal itu, SY mengaku khawatir dengan langkah yang sering dilakukan pihak sekolah dalam menangani setiap persoalan di lingkungan sekolah itu. “Ya menurut saya jadinya pihak sekolah ini seolah-olah mengesampingkan hal-hal yang lebih penting, kaya semacam si anak dan orangtua merasa aman itu seolah-olah dikesampingkan,” sebut dia.
“Menurut saya nama sekolah itu akan menjadi baik ketika sekolahnya bertindak. Kalau sebaliknya kan orang tua siswa juga akhirnya jadi khawatir, soalnya sekolah cuman memprioritaskan nama baik bukan peserta didik,” tambah dia.
Tanggapan Kepala Sekolah
Dikofirmasi terpisah, Kepala Sekolah SMAN 3 Kota Sukabumi, Iyep Budiman mengaku tidak diintruksikan untuk menanggapi hal tersebut, dan mengarahkan untuk mengkonfirmasi kepada Kepala KCD Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Barat (Jabar).
“Tadi pak KCD sudah membuat pres rilis, baiknya tanya ke pak KCD saja pak, saya tidak diintruksikan untuk berbicara,” ujar Iyep melalui pesan singkat whatsapp.
Sementara itu, Humas SMAN 3 Kota Sukabumi, Asep Rahmat Kurniawan menambahkan terkait aduan ortu siswa tersebut. Menurutnya pihak sekolah perlu mengklarifikasi hal tersebut mengingat ada beberapa hal yang dianggap tidak sesuai fakta.
“Saya perlu klarifikasi atau menyatakan keberatan kalau Sekolah dipandang terlalu mementingkan kredibilitas sekolah,” ujar Asep.
“Kredibilitas sekolah itu penting karena ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Contoh misalkan kenyamanan dipandang kurang terhadap siswa, selama ini dua tahun terakhir siswa nyaman setelah kejadian tersebut,” tambah dia.
Menurutnya, sesaat setelah kejadian, pihak sekolah langsung memberikan pendampingan psikologis terhadap korban dan keluarga korban dianggap tidak menuntut hal lain atas peristiwa itu.
“Kejadian yang beredar ini murni diakibatkan oleh ketakutan sebagian pihak akan hadirnya kembali yang bersangkutan. Padahal hal tersebut sudah dilakukan pengamanan berupa pemindahan yang bersangkutan ke sekolah lain,” kata dia.
Lebih lanjut, kata Asep, hal ini juga telah disampaikan oleh Kepala KCD Pendidikan Wilayah V Jabar, Lima Faudiamar melalui press rilis dihadapan awak media pada Senin pagi (14/4/2025).
“Lebih jauhnya lagi sudah disampaikan oleh Kepala KCD V waktu mengadakan press rilis, hal lain tidak akan saya sampaikan lagi karena hal tersebut sudah dilaksanakan oleh KCD dan komitmen disampaikan Sekolah tidak menyampaikan klarifikasi lagi,“ pungkasnya.
Baca Juga: KCD V Jabar: Guru Cabul di SMAN 3 Sukabumi Dipecat, Status PNS Tunggu Sidang Kode Etik
Suara siswa yang kritis
Diberitakan sebelumnya, kasus ini menjadi perhatian publik setelah viralnya sebuah postingan di media sosial instagram oleh para siswa yang diduga merasa khawatir dan tidak menerima kembali kehadiran oknum guru tersebut.
Para pelajar pemberani ini menolak dan memviralkan perkara tersebut bukan untuk merusak nama baik sekolah, tapi melindungi pelajar lain dan sekolah dari potensi kasus kejahatan dikemudian hari.
Kehadiran guru berinisial C di SMAN 3 Sukabumi memantik gejolak. Para siswa protes, dan kembali mengungkap dugaan kasus pelecehan seksual yang pernah terjadi pada November 2023, pelajar menolak kembalinya pelaku untuk aktif di SMAN 3 Kota Sukabumi.
Diketahui jika kasus dugaan pelecehan seksual ini tak pernah terungkap ke publik. Pihak sekolah menutup rapat saat peristiwa heboh itu terjadi. Saat itu, forum yang terdiri dari pelajar dan guru mengambil jalan tak melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum, namun sang oknum guru tak boleh kembali ke SMAN 3 Sukabumi.
Setahun lebih berlalu, baru-baru ini ketenangan para siswa sekolah yang berada di Kelurahan Subangjaya Kecamatan Cikole Kota Sukabumi terganggu. Oknum guru tersebut kembali ke SMAN 3 Sukabumi.
Ini kemudian memicu para siswa menyatakan sikap menolak dan mempertanyakan kenapa bisa terjadi. Kenapa oknum guru yang sebelumnya sudah tidak lagi berada di SMAN 3 Sukabumi, atas musyawarah di akhir tahun 2023, kembali ke sekolah.
Editor : Syamsul Hidayat