SUKABUMIUPDATE.com - Unggahan mantan siswi inisial GM terkait dugaan tindak asusila yang dilakukan seorang oknum pelatih bola voli putri di salah satu sekolah setingkat menengah atas di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Kisah suram yang diungkap GM melalui media sosial itu kini memicu berbagai reaksi, termasuk dari para alumni sekolah tempat oknum tersebut pernah melatih.
Kesaksian disampaikan oleh I dan E, dua alumni di sekolah tempat pelaku menjadi pelatih voli. Keduanya turut membenarkan bahwa terduga pelaku merupakan pelatih voli, mereka juga menyayangkan dan berharap agar kasus tersebut segera mendapat kepastian hukum.
Kepada sukabumiupdate.com, I sebagai alumni yang menempuh pendidikan di sekolah itu pada 2007 dan lulus pada 2010, membenarkan bahwa oknum tersebut memang pernah melatih ekstrakurikuler bola voli putri di sekolahnya.
“Pada 2008, saat kami kelas dua, kami sudah melihat dia melatih ekskul bola voli putri. Dia bukan guru di sekolah kami, hanya memegang ekskul. Kami baru tahu soal ramai dugaan pelecehan dari medsos, yang diposting salah satu alumni dan pemain bola voli,” ujar I kepada Sukabumiupdate.com, Minggu (16/11/2025).
Baca Juga: Heboh Walid versi Sukabumi, Alumni Sekolah di Surade Bongkar Kisah Suram Dugaan Asusila Oknum Guru
I mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan alumni yang membuat unggahan viral tersebut bersekolah, namun menduga bahwa yang bersangkutan merupakan angkatan 2013–2014 atau adik tingkatnya. Menurutnya, selama ini prestasi bola voli putri dari sekolah tersebut memang menonjol dan cukup dikenal oleh masyarakat Pajampangan.
“Memang tidak dipungkiri prestasi bola voli putri cukup melejit, bahkan sering juara di turnamen antarsekolah maupun umum. Sampai awal 2025 pun kami melihat tim ini masih berprestasi hingga tingkat provinsi,” tambahnya.
I berharap kasus ini mendapat kepastian hukum agar tidak menjadi isu liar di media sosial.
“Kami berharap kalau memang ada dugaan pencabulan segera diproses. Jangan sampai jadi bola liar di medsos, apalagi dimanfaatkan segelintir orang untuk kepentingan pribadi,” tegasnya.
Hal senada disampaikan alumni lainnya, E, yang juga lulus pada 2010. Ia membenarkan bahwa oknum tersebut sudah melatih bola voli putri sejak ia bersekolah.
“Kami berharap instansi terkait segera turun tangan agar tidak terus menjadi isu liar yang akhirnya merugikan sekolah kami. Untuk sebuah kebenaran, kami mendukung penyelesaian melalui jalur hukum,” ujar E.
Baca Juga: Sekolah Sebut Sudah Mundur, Alumni Bongkar Dugaan Asusila Oknum Guru di Surade Sukabumi
Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial facebook sebuah unggahan terkait dugaan pencabulan yang dilakukan oleh oknum guru di salah satu sekolah menengah di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi kepada banyak muridnya yang sudah terjadi sejak belasan tahun kebelakang.
Postingan berseri itu diunggah oleh akun GM sejak 10 November 2025 dan telah mendapat banyak tanggapan dari warganet. Kepada sukabumiupdate.com, GM (28 tahun) selaku alumni yang juga mengaku sebagai satu dari banyak murid yang menjadi korban oknum guru inisial ES itu mengatakan peristiwa itu dialaminya sekitar sebelas tahun yang lalu ketia GM masih aktif sebagai atlet volly sekolah dan ES merupakan pelatihnya.
“Setelah aku berani speak up di facebook ternyata banyak korban yang ngechat ke aku, mulai pelecehan yang cuman dipegang pantat, diajak mabok, diajak ke hotel. Sampe sekarang mungkin ada enam korban, empat yang sampe kejadian (Dicabuli)” ujar GM saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Jumat (14/11/2025).
Baca Juga: Modus Pasang Susuk, Alumni Bongkar Dugaan Asusila Oknum Guru di Surade Sukabumi
Menurutnya, kebanyakan korban merupakan atlet volly sekolah dan siswi lainnya. Adapun modusnya, kata GM, pelaku selalu mengiming-imingi atlet untuk memasang susuk agar pandai bermain volly, sedangkan untuk siswi yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan iming-imingi lulus SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Persis seperti yang dialaminya secara pribadi, GM mengaku diiming imingi untuk memasang susuk agar pandai bermain volly namun dengan cara cabul yang disebut sebagai syarat dari seseorang yang disebutnya sebagai guru spiritual pelaku (Dukun).
“Waktu kejadian itu saya kan masih usia di bawah 18 tahun, dan prakteknya masih berjalan sampai sekarang. Jadi dulu itu kalau ke saya modusnya itu mau pasang susuk, dia bilang gini ‘kamu mau nggak bisa volly, ya mau atuh, siapa yang nggak mau bisa volly, kata saya. Terus dia bilang kalau gitu mah harus pasang susuk katanya, kamu harus dipasang susuk sama bapak, jadi nanti susuknya disimpen di kemaluan bapak nanti dimasukin ke kemaluan kamu,” ungkapnya.
Editor : Asep Awaludin