SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa penemuan mayat wanita muda inisial Ag (22 tahun) asal Palabuhanratu yang ditemukan membusuk di kamar kos-nya di Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi masih didalami Polisi.
Kepada sukabumiupdate.com, keluarga korban di Palabuhanratu mengungkap sejumlah fakta terkait riwayat penyakit yang diderita AG semasa hidupnya.
Safari Gunawan (46 tahun), paman korban menceritakan bahwa AG sejak kecil tinggal bersama sang nenek hingga duduk di bangku kelas 2 SMA.
“Sewaktu kecil sampai SMA kelas 2, dia tinggal di Cisolok sama neneknya. Setelah neneknya meninggal, dia tidak punya siapa-siapa lagi di sana. Lalu ikut ibu saya di sini (Palabuhanratu)," kata Safari, Minggu (7/12/2025).
Baca Juga: Mayat Wanita Membusuk di Kamar Kos Warudoyong Ternyata Mahasiswi Asal Palabuhanratu
Usai lulus sekolah, kata Safari, AN sempat mencari kerja di Palabuhanratu hingga akhirnya pindah ke Kota Sukabumi setelah mendapat pekerjaan baru. Menurutnya, AN terakhir bekerja di salah satu tempat karaoke.
Selain itu, Safari menyebut bahwa AN mengidap penyakit paru atau Tuberkulosis (TBC) sejak lama, beberapa waktu terakhir, AN disebut sering mengeluhkan sakit termasuk pembengkakan pada bagian kaki.
“Dia itu punya penyakit paru-paru, TBC. Kami terakhir komunikasi tanggal 30 (November). Sudah disuruh pulang biar bisa berobat di sini karena TBC itu harus rutin enam bulan. Tapi dia tidak merespon,” kata dia.
Baca Juga: Malam-malam, Warga Warudoyong Digegerkan Penemuan Mayat Wanita Membusuk di Dalam Kos
Keluarga mengaku tidak merasa curiga atas kematian AN karena riwayat sakitnya sudah diketahui sejak lama.
"Iya karena dia itu udah mengeluh, sakitnya kaki juga udah bengkak katanya, kami gak penasaran itu karena kronologinya seperti itu, laporan dari RT setempat juga seperti itu, karena kondisi keadaan almarhum juga kan sudah seperti itu (sakit)," kata dia
Setelah disalatkan, AN akhirnya dikebumikan di TPU Batusapi pada Minggu (7/12/2025). "Kami lihat kondisinya memang sudah mengkhawatirkan, jadi langsung dimakamkan. Informasinya sekitar tiga, empat harian katanya (meninggalnya)," tandasnya.
Editor : Asep Awaludin