Sukabumi Update

Banjir Rendam 10 Hektare Sawah di Bantaragung Jampangtengah, Padi Terancam Gagal Panen

Lahan persawahan di Kampung Tangkil, Desa Bantaragung, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, terendam banjir akibat luapan Sungai Cikaler usai hujan lebat. (Sumber Foto: P2BK Jampangtengah)

SUKABUMIUPDATE.com – Sekitar 10 hektare lahan persawahan di Kampung Tangkil RT 024/007, Desa Bantaragung, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terancam gagal panen akibat terendam banjir, Selasa (16/12/2025).

Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Jampangtengah, Dadi Supriadi atau akrab disapa Idad, mengatakan banjir mulai menggenangi area persawahan sejak pukul 04.00 WIB.

“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi selama dua hari terakhir di Kecamatan Jampangtengah mengakibatkan banjir,” kata Idad kepada sukabumiupdate.com.

Ia menjelaskan, sebagian besar sawah yang terdampak baru saja ditanami padi, sehingga rendaman air berpotensi menyebabkan kerugian besar bagi para petani.

Baca Juga: Setop Izin Perumahan Diperluas ke Seluruh Jawa Barat, Dedi Mulyadi Jelaskan Alasannya

“Kurang lebih 10 hektare lahan sawah yang baru selesai tanam terendam banjir. Kondisi ini merugikan warga dan terancam mengalami gagal panen. Untuk lahan tersebut perlu dilakukan pengolahan ulang dan penanaman kembali,” jelasnya.

Menurut Idad, selain dipicu curah hujan tinggi, banjir juga disebabkan oleh luapan Sungai Cikaler yang mengalir di sekitar area persawahan. Terkait kerugian, Idad menyebutkan pihaknya masih melakukan pendataan dan kajian.

“Penyebab utama adalah hujan dengan intensitas lebat. Hingga saat ini, lahan sawah masih terendam luapan Sungai Cikaler. Data kejadian ini masih bersifat awal dan sementara. Jika ada perkembangan atau tambahan data terbaru di lapangan, akan kami laporkan kembali,” tuturnya.

Baca Juga: Sehari Mengungsi, Penyintas Bencana di Kawungluwuk Kurang Makan, Selimut Hingga Perlengkapan Bayi

P2BK Jampangtengah mencatat sejumlah kebutuhan mendesak pasca banjir, terutama untuk pemulihan sektor pertanian.

“Kebutuhan bantuan darurat meliputi pengerjaan pengolahan lahan, bibit padi, serta pupuk untuk penanaman kembali setelah banjir surut,” pungkas Idad.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT