Sukabumi Update

Sebut Pembalakan Liar, SPI dan Kaki Daun Kecam Dukungan Aktivitas Wisata di TNGHS Blok Cangkuang

lokasi di Kawasan TNGHS tepatnya di Blok Cangkuang yang disebut akan dijadikan tempat wisata. (Sumber: dok warga)

SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah video yang diunggah oleh salah satu konten kreator asal Cidahu, Kabupaten Sukabumi baru-baru ini mendapat kecaman publik. Pasalnya, video berdurasi 48 detik itu memperlihatkan sejumlah tokoh masyarakat dan termasuk pemuka agama mendukung aktivitas wisata di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) tepatnya di Blok Cangkuang, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.

Bukan tanpa alasan, kecaman muncul karena khawatir dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya aktivitas wisata akan menimbulkan bencana berkelanjutan. Akibat berkurangnya daerah resapan air di hulu setelah adanya dugaan pembalakan liar yang terjadi di area tersebut.

Sekretaris Jenderal Serikat Petani Indonesia (SPI) Sukabumi, Moch. Davit, menilai konten media sosial yang tersebut sebagai upaya pembentukan opini publik menyesatkan dan berpotensi menjadi tameng legitimasi atas aktivitas perusakan lingkungan.

Baca Juga: Operasional Kereta Wisata Jaka Lalana Masih Ditunda, KAI Belum Umumkan Jadwal Baru

“Klaim dukungan itu bermasalah. Untuk membenarkan aktivitas wisata yang jelas-jelas berpotensi merusak kawasan penyerapan air,” tegas Davit.

Ia menegaskan, Blok Cangkuang memiliki fungsi vital sebagai pusat penyerapan air bagi wilayah Cidahu dan sejumlah kecamatan di sekitarnya. Ironisnya, lanjut Davit kawasan tersebut justru diduga telah mengalami pembalakan dan penebangan pohon secara masif demi membuka lahan wisata.

Menurut Davit, kerusakan di Blok Cangkuang bukan persoalan sepele. Pembukaan kawasan wisata tanpa kajian lingkungan yang memadai dinilai berpotensi memicu bencana ekologis dan mengancam keselamatan warga.

Baca Juga: Petani Pastikan Banjir Limpasan Salabintana Tidak Berasal dari Lahan Garapan

“Kita sudah melihat contoh nyata di berbagai daerah seperti Sumatera dan Aceh. Kerusakan hutan dan daerah resapan air berujung pada banjir dan longsor. Jangan tunggu korban dulu di Cidahu,” katanya.

Oleh sebab itu, pihaknya mendesak aparat penegak hukum untuk tidak tutup mata dan segera menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam pembalakan liar serta pembukaan lahan wisata di Blok Cangkuang.

Kecaman juga datang dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kaki Daun yang secara terbuka menyatakan sikap menolak keberadaan aktivitas wisata alam di kawasan tersebut. Pihaknya juga menduga aktivitas wisata itu belum mengantongi izin resmi dari Balai TNGHS.

Baca Juga: Kacaunya Kabel Wifi di Waluran Sukabumi, Warga: Mohon Dirapikan Biar Tak Ada Korban Lagi

Di sisi lain, LSM Kaki Daun juga memandang fungsi lain keberadaan TNGHS sebagai sistem perlindungan penyangga kehidupan serta untuk menjaga kelestarian ekosistem yang ada di TNGHS.

“TNGHS merupakan kawasan konservasi yang memiliki fungsi penting sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati, dan pelestarian ekosistem alami,” kata Saepul.

Selain itu, pihaknya menganggap setiap bentuk pemanfaatan kawasan taman nasional, termasuk kegiatan wisata alam, wajib melalui mekanisme perizinan resmi, kajian dampak lingkungan, serta pengawasan ketat dari otoritas pengelola taman nasional. Tanpa prosedur tersebut, aktivitas wisata dinilai berpotensi menimbulkan dampak negatif yang serius.

Baca Juga: Biasanya Urusan Pribadi, Psikolog Ini Kaget Ada Warga Stres karena Mikirin Negara

Oleh sebab itu, kegiatan wisata alam tanpa izin di Blok Cangkuang berisiko menyebabkan kerusakan ekosistem dan habitat satwa liar. Selain itu, pencemaran dan degradasi kawasan juga dapat terjadi akibat timbulan sampah, pembukaan jalur, serta pembangunan fasilitas yang tidak sesuai aturan.

“Ancaman lainnya adalah terganggunya fungsi hidrologis kawasan yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di wilayah hilir, serta munculnya konflik sosial dengan warga sekitar kawasan,” ujarnya.

Klarifikasi Tokoh Agama

Usai konten medsos mendapat beragam kecamatan, beredar video klarifikasi dari salah satu tokoh agama di Cidahu yang mengaku ada di rekaman video viral itu. Dalam video berdurasi 2 menit yang dilihat sukabumiupdate.com, salah satu tokoh agama itu menyampaikan permintaan maaf atas video yang sebelumnya viral.

Baca Juga: Kualitas Pengaspalan Jalan di Cidadap Sukabumi Disoal Warga: Baru 3 Hari Selesai Sudah Rusak

Dia membenarkan bahwa dirinya ada di dalam video namun tidak tahu menahu tentang kegiatan tersebut.

‘Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat sore, izinkan saya untuk klarifikasi, menyikapi konten saudara Kifli, tentang dukungan terhadap objek wisata atau tempat yang ada di kaki Gunung Salak, yang mana di dalam konten tersebut ada saya, betul, pada saat itu saya divideo dalam sesi foto-foto setelah mengikuti ajakan salah satu tokoh Cicurug, padahal saya tidak kenal dengan siapapun di situ terkecuali dengan tokoh Cicurug tersebut, yang mana pada hari itu pula sebetulnya saya ada kegiatan di Cidahu untuk sesuatu yang memang tugas organisasi atau lembaga. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para tokoh atau para pegiat lingkungan apabila sangat terganggu dengan konten tersebut, sekali lagi saya tidak tahu menahu tentang keberadaan tempat wisata atau pengelola tempat wisata tersebut, saya tidak tahu, saya tidak kenal, saya hanya diajak makan oleh teman saya yang di Cidahu tersebut, demikian klarifikasi saya mudah-mudahan bisa memakluminya, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh’

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERKAIT